Lynda Yenie Listaunsanti
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Ada kala dirinya berinteraksi dengan sesamanya dalam suatu relasi sosial, atau pun personal. Yang tak luput dari situasi konflik. Entah apakah dirinya yang salah paham terhadap orang lain pun sebaliknya orang lain yang salah paham terhadap dirinya. Bahkan kemungkinan terburuknya pada relasi tsb terjadi unsur kekerasan di dalamnya.
Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah. Kata kekerasan setara dengan kata violence dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai suatu serangan atau invasi terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Sementara kata kekerasan dalam bahasa Indonesia umumnya dipahami hanya serangan fisik belaka. Dengan demikian, bila pengertian violence sama dengan kekerasan, maka kekerasan di sini merujuk pada kekerasan fisik maupun psikologis.
Trauma merupakan reaksi fisik dan psikis yang bersifat stress buruk akibat suatu peristiwa, kejadian atau pengalaman spontanitas/secara mendadak (tiba-tiba), yang membuat individu mengejutkan, kaget, menakutkan, shock, tidak sadarkan diri, yang tidak mudah hilang begitu saja dalam ingatan manusia. Trauma merupakan dampak dari sebuah peristiwa atau akibat dari pengalaman yang sebelumnya sangat mempengaruhi jiwa seseorang yang menimbulkan stress dan lama kelamaan stress akan semakin dalam, sehingga menimbulkan luka yang berkepanjangan dan ketika orang tersebut mengalami kejadian atau stimulus yang sama maka orang tersebut akan mengalami trauma dari peristiwa masa lalu.
Hobi dalam KBBI diartikan sebagai kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, dan bukan pekerjaan utama. Menonton merupakan kegiatan melihat (pertunjukan, gambar hidup, dan sebagainya). Dalam KBBI film dapat diartikan selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop). Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung audio yang khas, sangat efektif sebagai media hiburan, media pendidikan dan penyuluhan. Film adalah media komunikasi seseorang kepada audiens yang sering diyakini mempunyai power untuk menghipnotis manusia sehingga dapat menerima nilai budaya tertentu, atau bahkan secara tidak sadar audiens akan menginternalisasikan nilai ideologi yang terkandung dalam sebuah film.
Adapun hubungan aktivitas menonton film dengan usaha mengatasi trauma kekerasan adalah menonton film merupakan media komunikasi yang memiliki kekuatan untuk memberi pengaruh baik pada survival (korban kekerasan). Yaitu individu yang mengalami rasa trauma kekerasan, sehingga dirinya dapat menginternalisasikan nilai yang terkandung di dalam film dan meniru peran yang dilakukan oleh tokoh yang memiliki kemiripan karakter. Kendatipun demikian untuk dapat mengatasi rasa trauma secara efektif maka perlu dilakukan upaya sadar yang sengaja dengan menyeleksi film-film tertentu yang sesuai dengan kondisi survival. Pemilihan film yang kiranya dalam alur cerita terdapat adegan kekerasan serupa dimana dikisahkan tentang seperti apa perjuangan korbannya (sebagai pemeran utama) bangkit dari rasa keterpurukan, rusaknya harga diri hingga memiliki kembali perasaan diri menjadi lebih berharga.LYL