- Pengertian Hypnosis Secara Islami
- Hypnosis adalah Imajinasi yang dipandu (Barber,1979; Barber,Spanos, Chaves, 1974)
Bandingkan :
- Rasullullah mengajak seorang Nenek-nenek untuk membayangkan bahwa kelak di yaumil akhir tiada nenek-nenek di sana
وَقَالَ عَبْدُ بْنُ حُمَيد: حَدَّثَنَا مُصْعَبُ بْنُ الْمِقْدَامِ، حَدَّثَنَا الْمُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ، عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: أَتَتْ عَجُوزٌ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُدْخِلَنِي الْجَنَّةَ. فَقَالَ: "يَا أُمَّ فُلَانٍ، إِنَّ الْجَنَّةَ لَا تَدْخُلُهَا عَجُوزٌ". قَالَ: فَوَلَّت تَبْكِي، قَالَ: "أَخْبِرُوهَا أَنَّهَا لَا تَدْخُلُهَا وَهِيَ عَجُوزٌ، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: {إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً. فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا}
Abdu ibnu Humaid menceritakan bahwa pernah ada seorang nenek-nenek berkata. "Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah semoga Dia memasukkan aku ke dalam surga." Maka Rasulullah Saw. menjawab: Hai Ummu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki oleh nenek-nenek.
Maka nenek-nenek itu pergi seraya menangis". Melihat nenek tersebut menangis, Rasulullah mengutus sahabatnya untuk menjelaskan kepada nenek tersebut. Lalu Rasulullah SAW bersabda: Beritahukanlah kepadanya bahwa dia tidak dapat memasukinya dalam keadaan nenek-nenek. Mufassir Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut yakni, Kami (Allah) kembalikan lagi mereka dalam penciptaan yang baru yang sebelumnya mereka telah tua renta, lalu menjadi perawan dan berusia muda kembali. Sesudah mereka tidak perawan lagi, kembali menjadi perawan dan penuh dengan gairah cinta serta disukai oleh suami-suami mereka karena mereka telah berubah rupa menjadi muda, cantik, dan menarik.[1]
- Rasullullah mengajak seseorang pemuda yang bertanya tentang zina untuk berandai-andai apabila yang dizinai itu ibunya atau saudaranya sendiri
Abu Umamah bercerita, “Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallamseraya berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”. Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, mereka berkata, “Diam kamu, diam!”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berkata, “Mendekatlah”. Pemuda tadi mendekati beliau dan duduk.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”. “Tidak demi Allah wahai Rasul” sahut pemuda tersebut. “Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka dizinai”. “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”. “Tidak demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika putri mereka dizinai”. “Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”. “Tidak demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai”. “Relakah engkau jika bibi dari jalur bapakmu dizinai?”. “Tidak demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”. “Relakah engkau jika bibi dari jalur ibumu dizinai?”. “Tidak demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.
Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya”.
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina”. HR. Ahmad (XXXVI/545 no. 22211) dan sanadnya dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani.
- Hypnosis adalah Keadaan konsentrasi yang mendalam, Fokus dan memaksimalkan keterlibatan terhadap suatu ide atau rangsang pada saat yang sama.
Bandingkan :
- Kata sahabat, Nabi Muhammad shalatnya hingga telapak kakinya membengkak
Kisah bengkaknya kaki Nabi Muhammad saw. akibat semangatnya beliau melaksanakan shalat dan ibadah tersebut dikisahkan oleh sahabat Mughirah bin Syu’bah r.a. sebagai berikut.
عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ أَتَكَلَّفُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا ». رواه مسلم.
Dari Mughirah bin Syu’bah, bahwasannya Nabi saw. melaksanakan shalat hingga kedua mata kakinya bengkak. Lalu dikatakan kepadanya, “Mengapa engkau membebani dirimu, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?” Beliau menjawab, “Bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?.” (HR. Muslim).
Rasulullah sangat khusyuk dalam beribadah sehingga beliau tidak merasakan sakit kakinya yang membengkak, beliau lebih menikmati ibadahnya (hanya fokus ke ibadahnya saja).
- Imam Ali bin Abi Thalib meminta dicabutkan panah dari kakinya saat ia sedang khusyuk shalat
Seperti dikisahkan dalam Tafsir Kasyf al Asrâr Maibadi, Ali bin Abi Thalib pernah tertusuk panah. Sebuah anak panah pernah menembus kaki beliau hingga mengenai tulangnya. Meski telah diusahakan untuk mencabut, namun tidak kunjung berhasil.
Satu-satunya cara untuk mencabutnya adalah dengan menusukkan anak panah tersebut sampai benar-benar tembus, kemudian mematahkan ujungnya. Barulah panah itu bisa dicabut.
Ali bin Abi Thalib pun meminta agar anak panah tersebut dicabut ketika ia tengah menunaikan sholat Ashar. Benar saja, ketika beliau tengah khusyuk dengan sholatnya, seorang tabib datang untuk mencabut anak panah itu.
Sedangkan Ali bin Abi Thalib sama sekali tak merasakan kesakitan. Tatkala beliau memberikan salam, Ali langsung berujar, “Sekarang lukaku agak ringan.”
Khusyuk seperti inilah yang tak ingin dilewatkan para sahabat ketika sholat. Kenikmatan 'bercakap-cakap' dengan Allah telah menjadi penawar dari segala bentuk kesakitan. Jika sakit yang nyata seperti tertusuk panah saja bisa lenyap dengan sholat, apalagi dengan sakit ruhani.
Khusyuk bukan berarti lupa segala-galanya. Seperti didefenisikan Imam Ibnu Rajab, khusyuk berarti kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan kerendahan diri dalam hati manusia kepada Allah SWT.
- HYPNOSIS adalah Keadaan rileks dan sangat mudah untuk disugesti (Edmorston, 1991; Miller 1979)
Bandingkan :
- Keadaan Tumaninah dan Khusyu yang perlu dimunculkan pada kegiatan wudhu, shalat, dzikir sehingga kata-kata do’a yang disampaikan meresap.
Menurut Syekh Salim bin Samir Al-Hadrami dalam kitabnya Safinatun Najah, tuma'ninah adalah diam sejenak setelah gerakan sebelumnya, kira-kira setelah semua anggota badan tetap (tidak bergerak) dengan kadar lamanya waktu setara dengan membaca bacaan kalimat tasbih (subhanallah).
- Metode Hypnotherapy
Untuk dapat menangani berbagai kasus psikologis dengan metode Hypnotherapy, maka perlu dipahami 2 Tools dan 10 teknik Therapeutic dasar berikut ini : [2]
-
- Ideo Motor Response
Proses tanya-jawab dengan Subconscious Mind dari Client dapat dilakukan dengan gerakan motorik (Ideo Motor). Biasanya dilakukan dengan perjanjian gerakan, misalkan : gerakan telunjuk tangan kanan untuk “Ya”, dan gerakan telunjuk tangan kiri untuk “Tidak”. Dapat dikembangkan juga untuk variasi jawaban lainnya, misalkan gerakan kedua jari telunjuk secara bersamaan untuk jawaban yang bermakna “Tidak Tahu”.
Teknik Ideo Motor Response terutama dipergunakan saat tidak diperlukan jawaban verbal dari Client.
Teknik Ideo Motor Response dapat dipergunakan secara luas, mulai dari konfirmasi saat Induction & Deepening, konfirmasi suatu proses terapeutik yang sedang berlangsung, sampai dengan konfirmasi tentang suatu pemahaman yang disampaikan Hypnotherapist.[3]
-
- Age Regression
Sub-Conscious Mind merekam berbagai pengalaman dan kejadian yang dialami seseorang, dan rekaman ini dapat diakses dan dimunculkan kembali bilamana diperlukan.
Age Regression dapat dimanfaatkan, terutama jika terdapat keperluan sbb :
- Mencari data yang terlupakan (misalkan : nama orang, nama tempat, dsb.)
- Untuk mengalami kembali suatu “emosi positif” yang pernah dimiliki di masa lalu, misalkan untuk keperluan Personality Part Retrieval & Anchoring. Proses Age Regression ke suatu emosi positif disebut juga sebagai “Positive Age Regression”.
Dalam paradigma Positive Psychology, sangat tidak direkomendasikan untuk melakukan Age Regression untuk mencari akar permasalahan dimana umumnya terdapat luka traumatik. Tanpa keahlian yang tinggi, maka langkah semacam ini justru berpotensi untuk mengangkat kembali luka traumatik lama yang mungkin sudah tidak lagi sensitif ke permukaan kesadaran (Conscious Mind), dan dapat memperumit permasalahan.
Berdasarkan teknik untuk melakukan Age Regression, maka akan didapat 2 tipe kualitas dari Age Regression, yaitu :
- Hypermnesia
Ingatan yang menjadi sangat kuat ke masa lalu. Akan tetapi Subyek tetap menyadari bahwa ia sebetulnya berada di kerangka waktu (Time Line) hari ini.
- Revivification
Mengalami kembali secara nyata. Subyek benar-benar “merasa” berada di masa lalu, dan dapat merasakan kembali emosi yang ada pada kerangka waktu dimaksud.
Teknik Hypermnesia
Untuk menghasilkan kualitas Hypermnesia, maka dapat dilakukan dengan teknik sederhana yang mirip dengan Deepening.
Misal :
“Sebentar lagi saya akan mengajak anda ke masa silam, tepatnya saat anda berada di Sekolah Dasar. Anda akan kembali ke masa kelas 1 SD, dan akan berada di dalam kelas, pada saat jam belajar. Lima, bayangkan anda kembali ke masa SD, tepatnya di kelas 1, dan anda berada di dalam kelas, jam belajar, Empat, rasakan semakin jelas dan semakin nyata, Tiga, anda mulai dapat melihat sekeliling anda secara jelas, Dua, anda dapat benar-benar merasakan secara nyata, Satu, anda benar-benar berada di kelas 1 SD.”
Teknik Revivification
Persyaratan utama untuk menghasilkan kualitas Revivification, adalah Subyek harus dapat mencapai keadaan Deep Trance (Somnambulism).
Pandulah Client ke kerangka waktu (Time Line) tertentu, lakukan secara cepat, bila perlu dengan sedikit “shock”, misal :
“Sebentar lagi saya akan menepuk pundak anda, saya akan membawa anda ke kelas 1 SD, dan anda berada di di dalam kelas, pada saat jam belajar” [Tepuk pundak Client]
Kemudian lakukan pengujian apakah Client memasuki keadaan “Revivification” atau belum ?
Pengujian pertama, adalah dengan bertanya Client secara cepat, terhadap hal-hal umum yang mungkin dialami, misal :
“Kamu ada dimana ?” “Sekarang siang, atau malam ?” “Kamu di luar atau di dalam ?”
Hal yang harus diperhatikan, yaitu Client harus menjawab secara cepat (reflek), yang menandakan bahwa sisi Subconscious Mind Client yang bereaksi menjawab.
Jika Client menjawab dengan ragu, misal :
“Hmm … hmm ….. saya ada di luar ….”
maka ulangi kembali proses Age Regression dari awal, karena hal ini menandakan Client mencoba “berpikir” sewaktu akan menjawab, atau masih dipengaruhi oleh sisi Conscious Mind.
Hypnotherapist dapat pula melakukan pengujian lanjutan atas pengetahuan dari Client. Apakah benar-benar sesuai dengan usia yang dijelajahi melaui teknik Age Regression ini ?
Jika Hypnotherapist telah yakin bahwa Client berada di keadaan Revivification, maka untuk menggeser ke kerangka waktu berikutnya, dapat dilakukan secara mudah, yaitu cukup dengan menyebutkan kerangka waktu yang akan dituju, dan tambahkan dengan sedikit “shock”, misalkan :
“Sebentar lagi saya akan menepuk pundak anda, saya akan membawa anda ke kelas 1 SMP, dan anda berada di di dalam kelas, pada saat jam belajar” [Tepuk pundak Client]
Hal yang penting yang harus diperhatikan, bilamana Client telah berada di dalam keadaan Revivification, maka Hypnotherapist sewaktu melakukan tanya jawab terhadap Client, harus benar-benar seakan-akan Hypnotherapist berada di samping Client dan dengan kerangka waktu yang sama, kesalahan mengajukan pertanyaaan akan mengakibatkan perpindahan mode dari Revivification ke Hypermnesia.
Contoh dari pertanyaan yang salah :
“Ingatkah anda ketika kelas 1 SD, siapakah sahabat anda ?”
Kata-kata “ingatkah” mengakibatkan Client menjadi “meyadari”, bahwa ia tidak benar-benar berada di kerangka waktu kelas 1 SD, sehingga ia akan berpindah dari mode mengalami (Revivification) ke mode mengingat (Hypermnesia).
Catatan Penting :
Karena teknik Age Regression berpotensi untuk kembali ke suatu kerangka waktu dimana kemungkinan terdapat peristiwa traumatik, maka dapat terjadi proses abreaksi yang ekstrim atau sulit dikendalikan. Untuk mengatasi bilamana hal tersebut terjadi, maka Hypnotherapist perlu men-setup “Jaring Pengaman” sebelum proses Age Regression dilakukan.
Pada prinsipnya “Jaring Pengaman” adalah suatu Anchor, yang setiap saat ketika dipicu, akan membawa segera Client ke sebuah “tempat yang nyaman”. Pastikan bahwa Anchor ini benar-benar bekerja dengan baik, atau benar-benar dapat membawa Client ke “tempat yang nyaman”, lakukan pengujian berulang-kali terhadap Anchor ini, sebelum Age Regression dilakukan.
Ketika proses abreaksi ekstrim terjadi, maka segera lakukan “Break State” dengan cara mengaktifkan Anchor, dan dapat dilanjutkan dengan Termination, untuk dipikirkan kembali melakukan Age Regression ke kerangka waktu yang lebih aman.
-
- Direct Suggestion
Subconscious Mind dapat menerima Sugesti yang akan menjadi nilai baru, sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan nilai dasar yang ada.
Direct Sugestion merupakan bentuk Sugesti yang paling sederhana, dan merupakan bentuk Sugesti dikenal di awal perkembangan pengetahuan Hypnotherapy.
Direct Suggestion biasa diterapkan untuk :
- Kasus-kasus sederhana
- Untuk pengkodisian di awal sesi Hypnotherapy
- Untuk kesimpulan (resume) dan empowerment di akhir sesi Hypnotherapy
- Untuk kasus motivasi.
Kaidah penyusunan Direct Suggestion :
- Menggunakan kalimat positif
- Bentuk waktu sekarang (present tense) atau progresif
- Jelas & detail
- Ungkapan yang bersifat umum atau metafora
- Sederhana & emosional
- Pribadi
- Pengulangan
- Tambahkan dengan imajinasi & emosional positif.[4]
-
- Object Imagery
Suatu kondisi atau permasalahan jika dapat ditransformasikan ke dalam bentuk benda, maka akan lebih mudah untuk di-tindak-lanjuti.
Teknik ini dapat diterapkan untuk membantu Client untuk membuang tekanan, beban, stress, dengan cara merubah hal-hal tersebut menjadi benda yang mudah di-tindak-lanjuti.
Teknik ini juga dapat diterapkan, bilamana ternyata Client ternyata mengungkapkan permasalahannya dalam bentuk Object Imagery juga, misalkan :
“Dada saya sesak karena penuh permasalahan” “Kaki saya sangat berat untuk melangkah”. [5]
-
- Future Pacing
Subconscious Mind dapat dilatih untuk merasakan “keadaan yang diharapkan terjadi” di masa datang.
Teknik ini biasa diterapkan untuk kasus-kasus motivasi, yaitu dengan mendekatkan Client ke tujuan yang akan dicapainya.
Teknik ini juga dapat dipergunakan untuk simulasi suatu situasi yang mungkin terjadi di masa datang, terkait dengan permasalahan yang sedang diatasi Client.[6]
-
- Gestalt
Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala). Phenomena adalah data yang paling dasar dalam Psikologi Gestalt.
Gestalt secara praktis, memandang adalah suatu eksistensi yang bersifat holistik yang tersusun dari berbagai unsur atau elemen yang saling terkait antara satu dan lainnya, bilamana diperlukan unsur-unsur ini dapat dibuat menjadi independen agar dapat ditindak-lanjuti.
Penggunaan prinsip Gestalt dalam Hypnotherapy, terutama jika diperlukan proses “pergantian peran” pada sebuah peristiwa yang melibatkan beberapa orang, atau beberapa sub-kepribadian (mini personality).
Misalkan Client A, mengalami konflik di masa lalu, dengan para pelaku ia sendiri dan orang lain (misal bernama B), maka dengan prinsip Gestalt, “A” tidak saja dapat memerankan dirinya sendiri, yaitu “A”, tetapi juga dapat memerankan sosok “B”, dan antara kedua peran ini dapat saling berkomunikasi, mewakili peran masing-masing.
Contoh lain, Misalkan Client A, memiliki kebiasaan buruk yang akan dihilangkan, menjadi sulit karena terdapat sisi pribadi yang cenderung mempertahankan kebiasaan buruk ini. Dengan prinsip Gestalt, maka dapat dilakukan pemecahan sub-kepribadian dari “A”, menjadi “Sisi peibadi yang ingin berubah”, dan “ Sisi yang tetap mempertahankan kebiasaan lama”. Dimana nantinya kedua sisi ini dapat saling berkomunikasi, dan akan benar-benar mewakili sisinya sendiri.
Contoh penerapan prinsip Gestalt lainnya, adalah ketika dilakukan pembagian peran antara “pribadi dewasa” dan “pribadi kanak-kanak” dalam diri seorang Client.[7]
-
- Forgiveness Therapy
Tekanan emosional, depresi, stress, seringkali muncul karena adanya perasaan dendam dan kebencian kepada orang lain. Oleh karena itu salah satu bentuk terapi yang dikembangkan di dunia psikologi, adalah terapi memaafkan orang lain, atau dikenal dengan istilah “Forgiveness Therapy”.
Secara teoritis, memaafkan orang lain tentu sangat baik, bahkan disarankan dalam setiap agama besar, akan tetapi dalam prakteknya, ternyata tidak mudah untuk melakukannya.
Jika Hypnotherapist memandang bahwa Client perlu melakukan Forgiveness Therapy, maka terlebih dahulu dapat disampaikan beberapa hal yang penting tentang Forgiveness Therapy, antara lain :
- Memaafkan bukan berarti melupakan
- Memaafkan tidak harus memberitahukan
- Memaafkan adalah untuk kenyamanan diri sendiri
- Memaafkan bukan berarti menyukai orang yang telah bersalah
- Memaafkan bukan berarti mengijinkan kembali kesalahan untuk terjadi
Seorang Hypnotherapist tidak diperkenankan untuk menerapkan Forgiveness Therapy tanpa persetujuan Client.
Forgiveness Therapy dapat dikembangkan secara lengkap menjadi :
- Meminta maaf kepada orang lain
- Memberikan maaf kepada orang lain
- Meminta maaf dan memberikan maaf kepada diri sendiri
Secara teknis Forgiveness Therapy dapat diterapkan dengan berbagai macam variasi, mulai dari sekedar meminta maaf dan memberikan maaf secara searah, sampai dengan disimulasikan dengan konsep Gestalt, sehingga akan terjadi proses yang ekstrim (misal pertengkaran hebat), sebelum diakhiri proses pemaafan.[8]
-
- Anchor
Anchor adalah suatu program artifisial (buatan) untuk membangkitkan secara instan suatu State of Mind tertentu (misal : percaya diri, tenang, dsb.).
Anchor dibuat dengan cara meng-asosiasikan suatu simbol tertentu (dapat terdiri dari gabungan VAKGO) dengan suatu State of Mind tertentu.
Cara membuat Anchor :
- Lakukan Elicitation (penarikan, pembangkitan) terhadap suatu State of Mind tertentu (yang sesuai dengan Anchor yang akan dibentuk) dari dalam diri Client, dapat dilakukan melalui Positive Age Regression.
- Lakukan Amplify (penguatan).
- Menjelang puncak, lakukan Asosiasi antara simbol (Anchor) dengan State of Mind tersebut.
Catatan :
- Simbol (Anchor) harus disepakati sebelumnya dengan Client sebelum proses pembuatan Anchor, sebaiknya melibatkan modalitas K (Kinaesthetic).
- Simbol harus Unique, tidak boleh terlalu mudah, atau terlalu rumit.[9]
-
-
- Parts Therapy
-
Kasus perilaku buruk atau kebiasaan buruk, seringkali sulit diselesaikan, karena melibatkan 2 sub-kepribadian yang saling bertentangan. Kedua sub-kepribadian ini walaupun bertentangan, akan tetapi masing-masing memiliki “maksud baik” menurut versinya masing-masing. Dengan kata lain, walaupun salah satu sisi dianggap buruk, akan tetapi sisi tersebut pasti juga memiliki maksud baik, atau memiliki “keuntungan tersembunyi” (Secondary Gain).
Contoh :
Seorang anak balita yang sangat mudah makan, biasanya akan menyenangkan dan membanggakan orang tuanya, dan dianggap anak yang sehat.
Ketika dewasa, saat yang bersangkutan mengalami obesitas dan akan menjalankan diet, maka ada salah satu sub-kepribadian yang selalu melakukan sabotase, selain satu pribadi lainnya yang ingin melakukan perubahan (diet). Sisi sub-kepribadian yang melakukan sabotase, disebabkan adanya Secondary Gain hasil dari “Faulty Porigramming” saat usia balita.
Dalam kasus dimana diduga terjadi konflik internal antara 2 sisi sub-kepribadian, maka perlu dilakukan proses mediasi antara kedua bagian ini, dan inilah yang disebut sebagai Parts Therapy.
Langkah-Langkah Teknis Parts Therapy :
- Identifikasikan 2 sub-kepribadian yang saling bertentangan (harus menjadi 2 bagian, tidak boleh lebih), selanjutnya disebut sebagai Part.
- Lakukan komunikasi kepada setiap Part, tanyakan alasan setiap Part.
- Mintalah antar Part untuk saling berkomunikasi, dengan pengarahan agar Part yang “negatif” dapat mendukung Part yang “positif”.
- Integrasikan kedua Part ini agar dapat mendukung perubahan yang diinginkan Client.[10]
- Role Model
Didasari konsep bahwa : Mind, Body, and Soul are One System. Ketika seseorang merasakan pengalaman bersikap tertentu, atau bahkan menghayati suatu peran tertentu, maka akan membantunya untuk menemukan cara untuk mencapai peran atau kondisi tersebut.
Dalam dunia Sport, sudah terbiasa seorang Atlit memiliki Role Model, yang mungkin secara sengaja atau tidak sengaja Atlit ini akan melakukan “peniruan” di beberapa aspek, dan seringkali dapat mempercepat pencapaian Atlit tersebut untuk mendekati kemampuan dari Role Model yang ditirunya.
Dalam Hypnotherapy, konsep Terapeutik dengan menyatu terhadap seorang Role Model, terutama untuk memberikan pengalaman emosional terhadap Client, sehingga akan mempercepat Client untuk menemukan cara untuk merealisasikannya tujuannya agar dapat menyamai atau mendekati kemampuan atau performa dari Role Model.
Role Model dapat berupa :
- Tokoh nyata (idola)
- Tokoh imajinatif (fiktif)
- Sosok ideal dari Client di masa datang
Teknik Role Model :
- Client dibimbing untuk “masuk” dan “keluar” dari model yang dimaksud, dan dapat menggambarkan perbedaannya secara emosional.
- Dilakukan terus menerus sampai dengan tidak terjadi perbedaan rasa. Pada saat inilah Client sudah terintegrasi dengan emosional model tujuannya (walaupun Client sudah kembali di dirinya sendiri).[11]
- Desensitization
Dalam metode Psikologi konvensional, jika Client mengalami Phobia terhadap hal tertentu, misalkan ular, maka Client justru dihadapkan dengan ular riel, tetapi dalam jarak psikologis aman bagi Client, dan kepada Client diberikan Sugesti yang akan menurunkan sensitivitasnya secara perlahan. Berikutnya jarak psikologis akan dikurangi, dan kepada Client kembali diberikan Sugesti, dan seterusnya, sampai dengan akhirnya Client benar-benar tidak lagi sensitif terhadap ular, atau dikatakan Phobia-nya terhadap ular sudah berhasil diatasi. Metode ini dikenal dengan nama Systematic Desensitization, atau mengurangi sensitivitas terhadap hal tertentu secara perlahan dan sistematis.
Metode Systematic Desensitization memiliki kelemahan, yaitu simulasi harus dilakukan dengan “benda” atau “keadaan” yang sebenarnya.
Hypnosis menghasilkan keadaan Trance, dimana dalam keadaan tersebut seorang Client dapat berimajinasi apapun, termasuk menghadirkan keadaan ataupun menghadirkan benda tertentu, yang tentu saja sangat membantu jika akan diterapkan metode Systematic Desensitization.
Berbagai variasi dapat diterapkan pada tekan Systematic Desensitization dalam keadaan trance, tetapi pada umumnya selalu melalui tahapan Dissociate (pengamat) terlebih dahulu, baru akhirnya ke tahapan Associate (langsung mengalami).[12]
- Submodalities Intervention
Manusia merekam seluruh peristiwa melalui modalitas utama (VAKGO), dan akhirnya rekaman utuh tersebut tersimpan di dalam diri manusia, dengan kualitas tertentu, kualitas dari setiap modalitas ini yang dikenal dengan istilah Submodality.
Susunan Submodalities tertentu, akan mengakibatkan efek tertentu (misal : Phobia, atau Motivasi). Pengubahan terhadap susunan Submodalities juga pasti akan mengakibatkan perubahan efek tertentu.
Contoh :
Ketika suatu rekaman peristiwa diputar kembali, akan menimbulkan suatu perasaan negatif. Ternyata setelah diamati secara seksama, ternyata rekaman tersebut berwarna dan bergerak dinamis. Ketika dilakukan pengubahan terhadap rekaman tersebut (pengubahan Visual), misalkan dengan mengubah warnanya menjadi hitam-putih, dan membuatnya statis, ternyata menghasilkan efek perasaan “netral”.
Dengan konsep sederhana ini, maka untuk kasus-kasus seperti Phobia, atau ketidak-nyamanan terhadap sesuatu hal, dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara melakukan pengubahan susunan Submodalites yang sudah terekam dalam diri Client. Pengubahan Submodalities ini dapat dilakukan dalam keadaan “Waking”.
Berikut ini beberapa teknik pengubahan Submodalites :
- Re-Map
- Map-Accross
- Editing
- Fast Phobia Cure
Konsep Submodality berasal dari ranah pengetahuan Neuro-Linguistic Programming (NLP).[13]
[1] Mufasir Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir
[2] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[3] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[4] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[5] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[6] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[7] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[8] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[9] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[10] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[11] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[12] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015
[13] The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), Certified Hypnotherapist (CHt), Student Manual. 2015