Di dunia ini Kita menikmati hidup di waktu malam dan siang hari, merasakan sejuknya musim penghujan pun menghadapi panasnya musim kemarau. Dua keadaan yang sudah biasa Kita kenal sebagai paradox. Begitu juga dengan keadaan di dalam diri manusia. Terkadang Kita bersikap tegas dan sekaligus lemah saat berhadapan dengan situasi tertentu. Sering Kita bersikap ramah kepada orang lain tak jarang Kita juga menjadi keras kepada diri sendiri. Dua keadaan yang ada pada diri Kita ini adalah juga sebuah paradox. Dua sifat yang secara fitrah melekat sejak lahir ada di dalam diri manusia. Dua sifat saling bertolak belakang dan dua-duanya adalah fitrah bawaan yang Allah ciptakan. Apakah hal ini normal ? Tentu saja dua keadaan ini normal. Sejak kecil Kita belajar mengekpresikan diri terhadap emosi yang dirasakan. Kita akan menangis saat merasa sakit, Kita akan tertawa saat merasa gembira dst. Menangis dan tertawa adalah dua keadaan yang saling bertolak belakang yang melekat pada diri Kita. Yang menjadi tidak wajar adalah bila Kita mengekspresikan emosi yang dirasakan dengan cara yang tidak bisa diterima secara sosial.
Menangis di saat Kita menghadapi situasi yang melukai hati adalah suatu hal yang normal. Akan menjadi tidak wajar bila Kita menangis kemudian sambil diikuti teriak-teriak. Tertawa di saat Kita sedang gembira juga adalah hal yang normal. Dan menjadi aneh bila Kita tertawa terbahak-bahak seharian tanpa henti. Pasti orang lain di sekeliling Kita bertanya-tanya ada apakah dengan diri Kita ? Sebaliknya pun Kita bertanya-tanya ketika melihat orang lain mengalami hal yang serupa. Apalagi hal itu dilakukan oleh sahabat Kita sendiri. Pasti Kita penasaran mencari tahu dan otomatis pengin menolongnya agar berhenti tertawa seperti sedia kala.
Lantas, sudahkah Kita mengerti bahwa seperti apa Kita merespon kehadiran orang lain merupakan refleksi bagaimana Kita berinteraksi dengan diri Kita sendiri. Ketika Kita bereakasi negatif terhadap seseorang, bisa jadi mereka mencerminkan sifat-sifat yang juga Kita miliki. Tetapi Kita enggan menerima sifat tsb ada di dalam diri. Dan pada akhirnya tanpa disadari Kita cenderung memproyeksikan kualitas diri yang Kita tolak ini kepada orang lain. Ironisnya Kita tertarik kepada orang-orang tertentu yang memiliki sifat positif yang sama dengan yang Kita miliki. Semakin cepat Kita mengenali diri sendiri dengan bercermin kepada relasi bersama orang lain, semakin mudah untuk memadamkan reaksi negatif dan mengganti dengan respon positif terhadap orang lain.
Apakah Anda pernah mengalami bertemu dengan orang baru, belum sempat berkenalan, dan hanya sekilas melihat parasnya namun entah mengapa Anda memiliki perasaan yang sangat kuat dan merasa tidak enak ? Mungkin saja orang baru tsb memiliki kesamaan sifat dengan diri Anda yang selama ini enggan Anda terima ada di dalam diri Anda. Atau sebaliknya Anda bertemu orang baru dan berkenalan entah bagaimana Anda begitu welcome terhadapnya. Hal itu pun bisa terjadi karena kalian memiliki sifat alami yang sama dan Anda menyenangi sifat ini.
Dari pengalaman di atas Anda bisa gunakan untuk mengenali diri sendiri melalui pemahaman akan kehadiran orang lain. Langkahnya sebagai berikut: (Siapkan alat tulis. Seperti buku tulis, pulpen dan atau pensil)
1. Pikirkan tentang seseorang yang Anda anggap menarik. Yang masih berelasi dengan Anda hingga sekarang dan atau pun pernah berelasi dengan Anda di masa lalu. Yang menurut Anda dia sangat menarik hati Anda, memiliki ikatan rasa yang kuat dengan Anda. Di sisi kiri kertas Anda, tulis 10 kualitas atau lebih yang Anda sukai dari orang itu. Menulislah secara cepat. Sebab dengan menulis secepat yang Anda bisa lakukan itu akan menjadi lebih natural.
2. Sekarang fokuslah kepada seseorang yang membuat Anda kesal, mengganggu Anda, merugikan Anda, atau membuat Anda merasa tidak nyaman. Mengapa orang ini membuat Anda sangat marah ? Di sisi kanan kertas Anda, tulis 10 kualitas atau lebih yang Anda tidak inginkan dari orang itu. Menulislah secara cepat. Sebab dengan menulis secepat yang Anda bisa lakukan itu akan menjadi lebih natural dan objektif dalam menilai diri Anda sendiri nantinya.
3. Lihatlah daftar orang yang menurut Anda menarik dan lingkari 3 sifat yang menurut Anda paling menarik baginya. Kemudian lihat daftar sisi kanan kertas dan lingkari 3 kualitas yang Anda anggap paling menyebalkan. Sekarang cermati 6 kata yang Anda lingkari. Apakah Anda sudah menemukan bahwa Anda juga memiliki sifat-sifat ini ?
Begitu Anda melihat diri sendiri ada di dalam diri orang lain, Anda akan merasa jauh lebih mudah untuk terhubung dengan mereka, yang pada akhirnya membantu mempertahankan kesejahteraan emosional Anda sendiri.#LYL
Diterjemahkan dari The Copra Center. Free Your Self With The Mirror Of Relationship, (09/02/2015).