Suatu hari, ada anak sebut saja namanya Ardi yang sudah berusia 17 tahun sedang perjalanan pulang kerumah dari sekolah menggunakan sepeda motor. Kebetulan Ardi belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Ia sangat ketakutan jika pulang sekolah apalagi saat melintasi perempatan besar yang di jaga oleh Polisi. Ardi selalu mengkhawatirkan apabila ada razia keamanan dan kelengkapan sepeda bermotor yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Tiba-tiba tanpa disadari, pada jarak seratus meter sudah banyak anggota kepolisian sedang mengadakan razia di jalan. Ia sangat panik apa yang dilihatnya, dan langsung segera berbalik arah namun ternyata di belakang sudah siaga beberapa anggota untuk menangkap pengendara yang berusaha melarikan diri. Alhasil apa yang ditakutkannya menjadi kenyataan. Akhirnya ia mendapat sanksi denda karena belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Ardi menjadi lebih takut kepada polisi saat ia mengendarai sepeda motor. Entah mengapa ketakutan tersebut justru malah mengundang polisi-polisi seakan mendekatinya, bahkan saat melintasi jalan kecil sekalipun. Sepanjang usia 17-18 tahun, ia sudah tidak terhitung berapa kali terkena denda di jalan akibattidak memiliki SIM. Saat berusia 19 tahun akhirnya ia mengurus Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan akhirnya ia merasa terlepas dari beban berat dalam pikirannya. Anehnya, sejak saat itu ia tidak pernah lagi dan sangat jarang terkena razia polisi di jalan.
Anda pernah mengalami hal seperti itu atau setidaknya mendengar kisah yang sama? Saat anda takut dan kawatir akan sesuatu, justru sesuatu itu mendatangi anda? Jangan heran, itulah yang seharusnya memang terjadi dan sudah menjadi hukum pasti. Itulah “Law of Attraction” atau hukum tarik menarik. Hukum Tarik-menarik menyatakan bahwa: “Sesuatu akan menarik semua hal yang sifatnya sama dengan dirinya”. Pernyataan inilah yang menjelaskan mengapa seseorang lebih senang berkumpul dengan orang-orang yang satu hobi dan satu kesamaan. Selanjutnya dikatakan bahwa “Apa yang digambarkan oleh pikiran secara terus menerus, otomatis mewujudkan baik itu keinginan positif maupun yang anda takutkan”, dapat dianalogikan seperti saklar yang dapat dihidupkan maupun dimatikan oleh siapapun, baik oleh laki-laki atau perempuan, dan apapun agama dan kepercayaannya. Maka dari itu apa yang ditakutkan Ardi terhadap Polisi sebelum ia mempunyai SIM, justru menjadi kenyataan ia sering terkena razia. Jadi, daripada anda membayangkan apa yang anda takuti, lebih baik mulai sekarang bayangkan sesuatu hal yang anda inginkan.
Hukum tarik-menarik juga menjelaskan mengapa orang yang selalu merasa sial (sering mengumpat), merasa stres (dengan diulang-ulang mengeluh kepada teman-temannya), justru sering mengalami kesialan dan mengalami stres yang tidak berkesudahan. Sementara ada orang yang selalu merasa beruntung, bahagia, sehat, dan menikmatinya dengan rasa syukur, sering mengalami keberuntungan. Kita tahu bersama bahwa perasaan (pikiran bawah sadar) memiliki kekuatan dahsyat. Hukum Tarik-menarik berlaku seperti Hukum Gravitasi yang terjadi dengan pasti. Saat menjatuhkan gelas dari tangan, anda tidak akan ditanya oleh alam apakah ingin gelas itu pecah maupun tidak. Jika anda melepaskan gelas tersebut, entah suka maupun tidak, mau ataupun tidak mau, setuju ataupun tidak setuju dengan efek yang ditimbulkannya, pasti gelas akan jatuh dan pecah.
Melalui kekuatan Hukum tarik-menarik, anda menarik apapun yang paling sering anda pikirkan dan rasakan, apakah menginginkan ataupun tidak. Anda memikirkan stres, maka stres akan anda dapatkan. Anda memikirkan kebahagian, keberkahan hidup, maka kebahagiaan akan anda dapatkan. Karena sejatinya seluruh manusia adalah satu kesatuan dan saling keterkatian.
Jadi masihkah Anda sering mengeluh?