Otak kita mengeluarkan senyawa kimia yang sangat penting yakni hormon Endorphin.Hormon ini membuat kita merasa rileks, nyaman bahkan bahagia. Oleh sebab itu sebagian orang menyebutnya sebagai hormon “bahagia”. Ketika kita menonton film yang membawa ingatan kita melayang seolah-olah kita secara emosional terlibat sebagai pemeran dalam film yang menampilkan adegan yang happy-ending, maka kitapun merasakan kebahagian itu. Demikian pula ketika kita mendengar musik atau bertemu dengan orang-orang yang kita senangi misalnya artis pujaan kita, maka hormon ini berperan mempengaruhi mood atau perasaan kita. Hormon Endorphin juga disebut “body’s pain-killer” karena ia juga bermanfaat dalam mengurangi atau mengatasi rasa sakit pada tubuh kita.
Selain secara alami otak kita memberikan respons mengeluarkan hormon tersebut, kita juga bisa melakukan induksi ke pikiran kita agar hormon itu bisa dilepaskan oleh otak kita dalam kasus misalnya mengurangi atau mengatasi rasa sakit. Intensitas dari rasa sakit yang dirasakan dapat diubah oleh mental state, yang mana hal ini membutuhkan intervensi secara psikologi.
Hypnosis bermanfaat dalam memicu pelepasan hormon endorphin. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah Disosiasi. Namun, tentu saja beberapa faktor perlu dipertimbangkan untuk kelancaran sesi hipnoterapi ini mengingat kondisi pasien atau klien yang berbeda-beda. Gangguan fungsi pendengaran ditambah faktor penyakit atau gangguan pada syaraf di kepala pasien, misalnya, akan membuat sesi terapi ini mungkin menghadapi hambatan. Oleh sebab itu, seorang hypnotherapist dapat meminta rujukan dari dokter ahli untuk melakukan pemeriksaan dan prosedur medis lainnya sebelum melakukan sesi ini.