Takdir Tuhan Lebih Indah dari Mimpimu
Pernahkan Anda menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan? Bagaimana rasanya jika Tuhan memberi sesuatu yang berlainan dengan mimpi Anda?
Dari pertanyaan tersebut, seolah menunjukan kehidupan kita cenderung mendapatkan kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Misalnya, setelah lulus SMA ada semacam kolektif masuk perguruan tinggi negeri. Pilihan pertama sebut saja Universitas A yang sangat diimpikan. Lalu pilihan kedua jatuh pada Universitas B, adapun diisi hanya sekadar formalitas saja. Maksud hati ingin diterima salah satu Universitas Negeri, tapi ternyata tidak lulus dikeduanya. Hal ini lah yang tidak diharapkan.
Akhirnya, ketika mendapat sesuatu yang tidak diinginkan, banyak orang mengeluh dan menyalahkan Allah. Padahal yang dinginkan pun belum tentu baik baginya.
Al-Qur’an mengingatkan kita, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Selalu demikian halnya, suatu kondisi yang tidak diinginkan pasti sulit diterima. Akan tetapi, bukankah menjadi lebih sulit jika tidak bisa menerima kenyataan?
Saat kenyataan tidak bisa diterima, hati merasa terluka, sakit. Perasaan akan kecewa, sedih. Jiwa pun turut tersiksa, perih. Hal demikian akan terus terjadi, jika tidak ada perubahan dalam diri.
Lain halnya jika kita bisa menerima kenyataan, walaupun sulit. Diiringi dengan kesabaran dan hati yang ikhlas, maka kemudahan akan didapat setelahnya.
Ada sebuah peribahasa yang cukup populer, “Sekali mendayung dua tiga pulai terlampaui”. Sama halnya dengan bersabar dalam menerima kenyataan, maka berpeluang besar mendapat pahala dari Allah, sekaligus melatih diri menjadi pribadi manusia unggulan.
Namun jika masih sulit menerima takdir Tuhan, boleh jadi iman sedang turun. Kita sering meng-upgrade game ataupun aplikasi di gadget. Tapi untuk Iman? Jarang sekali diperbaharui. Padahal, orang yang beriman senantiasa yakin kepada Tuhannya. Percaya dalam situasi dan kondisi apapun. Takdir Allah pastilah tepat, lebih baik dari harapan, dan tentu yang terindah dari mimpi.
Tingkatkan kadar keimanan dengan Dzikrullah (mengingat Allah). Seperti dijelaskan pada Qur’an Surah ar-Ra’d ayat 28 yang berbunyi, “alla dziina aamanu wata th ma-innu quluubuhum bidzikrillahi, alaa bidzikrillahi ta th ma-innul quluubu.” (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram, itulah kunci dari kegelisahan kita. Ketika menghadapi kenyatan hidup yang tidak sesuai dengan takdir illahi.
Bagi orang beriman, ia meyakini bahwa setiap kejadian selalu menyimpan hikmah didalamnya. Tingkatkan keimanan, hadapi kenyataan, hayati setiap proses dan nikmati buah hasil kesabaran.
Dengan begitu, semoga bisa menerima takdir Tuhan dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Hamasah!!!