pict:internet
Lynda Yenie Listaunsanti
Di dalam kehidupan sehari-hari kita sulit menghindari suatu aktivitas yang bernama berbicara, ngobrol, atau sekedar berkomunikasi. Kita bersepakat bahwa hampir seluruh populasi manusia di dunia ini melakukannya. Namun, tidak semua aktivitas berbicara yang kita lakukan dapat disebut sebagai komunikasi. Sebab dalam komunikasi dibutuhkan adanya komunikator, komunikan, saluran, media, isi pesan, dan tanggapan.
Dan sebagian dari kita pernah mengalami curhat dan meminta saran penyelesaian persoalan dari seorang Sahabat. Atau diri kitalah yang sering dimintai saran oleh Sahabat untuk membantu persoalan yang sedang mereka hadapi. Biasanya jika Sahabat kita membutuhkan saran, dia akan menanyakan apa saran dari kita yang sebaiknya dia lakukan. Namun jika tidak ada pernyataan meminta saran, bisa jadi Sahabat kita hanya sedang butuh didengarkan saja. Bila situasi ini yang sedang berlangsung maka kita tidak perlu buru-buru meresponnya. Memberinya solusi apalagi sampai memotong pembicaraan. Sebaiknya kita belajar untuk menahan diri membuka mulut, memberi komentar. Artinya, Sahabat kita sedang membutuhkan waktu berkualitas bersama. Dia hanya pengin didengarkan, butuh diterima, dan dimengerti. Tanpa memberinya ide, saran, apalagi sampai memaksakan kehendak kita agar segera dieksekusi. Kecuali Sahabat kita memang benar-benar memintanya.
Ketika mereka mengomunikasikan sebuah persoalan yang mereka miliki, dan Anda Paramuda memberi mereka solusi, anda menghentikan mereka. Bayangkan seperti ini: bagaimana anda bisa menemukan sebuah solusi bagi persoalan mereka dalam lima menit, padahal telah berhari-hari bahkan beberapa minggu, mereka belum menemukannya? Merekalah yang hidup dengan persoalan itu. Anda hanya menempatkan diri anda di dalam posisi superior bagi mereka.
Saat seseorang mulai bercerita kepada anda tentang sesuatu yang dia alami, dan anda memotongnya dengan, “Saya tahu persis perasaan kamu….saya juga begitu”, anda menghentikan komunikasi itu. Si pembicara tidak pernah sampai ke akhir cerita. Anda tidak pernah tahu apakah betul pengalaman Sahabat anda sama seperti pengalaman anda. Agar komunikasi terjaga dengan baik maka sebisa mungkin hindari penentraman hati, saran, atau penyamaan. Tujuan anda bukan untuk mendiagnosis, menenangkan atau memperbaiki. Tujuan anda adalah mendengar, dan biarkan sahabat anda tahu bahwa dia didengar.
Seni mendengarkan secara aktif adalah untuk menjaga komunikasi terus mengalir. Mendengarkan orang lain sama pentingnya dengan membuat diri anda sendiri didengar. Ketika seseorang berbicara, hindari menggunakan waktu itu untuk merumuskan pendapat anda sendiri. Alihkan fokus anda untuk memahami apa yang orang lain katakan kepada anda. Ketika orang itu selesai berbicara, ulangi apa yang dia katakan dengan kata-kata anda sendiri dan tanyakan apakah anda benar.
Proses mendengarkan memiliki 5 komponen, diantaranya:
- Mendengar
- Memberikan perhatian
- Memahami
- Mengingat
- Memberi respon
Mendengarkan dengan sungguh-sungguh pesan yang disampaikan komunikator. Melakukan pengulangan isi pesan dengan kata-kata sendiri untuk menghindari kesalahpahaman. Selanjutnya kita perlu ingat isi pesan yang telah kita terima. Untuk dapat merespon maksud pembicara dengan bersikap rendah hati, terbuka, sabar, dan tidak terbawa suasana.#LYL.