Sekilas lirik tentang Resiliensi
Resilience atau Resiliensi adalah istilah psikologis yang menggambarkan daya tahan mental seseorang terhadap tantangan, rintangan, atau cobaan hidup yang ia sedang alami. Resiliensi pada umumnya dikenal masyarakat sebagai daya tahan mental.
Daya tahan mental setiap orang berbeda-beda. Menurut pandangan psikologi, seseorang yang memiliki resiliensi yang tinggi akan lebih mudah menghadapi dan melewati tantangan dan hambatan-hambatan dalam hidupnya dengan hasil yang positif. Sebaliknya, seseorang yang memiliki daya tahan mental yang lemah cenderung lebih mudah menyerah terhadap hambatan, selalu menyalahkan orang lain atau keadaan sekitarnya yang selanjutnya berdampak pada tidak adanya perkembangan diri yang ia akan peroleh (jalan di tempat). Pada umumnya, ketahanan mental akan semakin meningkat setiap kali seseorang berhasil melewati suatu tantangan/masalah/hambatan/pergumulan dalam hidupnya dengan hasil yang positif. Salah satu contohnya adalah fenomena seorang atlet badminton yang walaupun menghadapi kegagalan memperoleh juara pada olimpiade-olimpiade sebelumnya, namun, karena resiliensi yang ia miliki begitu besar sehingga ia mampu mematahkan pikiran-pikiran negative yang muncul dari setiap kegagalannya. Justru ia jadikan motivasi sehingga pada tahun 2021 ia Bersama timnya berhasil memperoleh medali emas pada olimpiade di Tokyo, Jepang.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Ketahanan Mental Remaja:
- One Caring Adult.
Ketahanan mental (resiliensi) pada remaja dapat bergantung pada hubungan yang positif dengan orang lain. Dalam hal ini, adanya sosok dewasa yang berperan sebagai mentor bagi remaja akan menjadi contoh bagaimana menghadapi situasi-situasi yang sulit dalam kehidupan. Sosok dewasa yang dimaksud idealnya adalah orang tua, namun bisa juga guru di sekolah, keluarga, komunitas rohani.
- Spiritual Anchor
Spiritual atau kedekatan seseorang dengan alam dan penciptanya memiliki peran yang penting terhadap pertumbuhan ketahanan orang tersebut. Jangkar spiritual dapat dikembangkan melalui banyak hal, di antaranya mendekatkan diri dengan Pencipta dan alam.
- Positive Family Environtment
Situasi dan kondisi rumah tangga yang positif berpengaruh positif terhadap perkembangan kemampuan mental seorang anak. Sebaliknya, lingkungan rumah yang cenderung negatif justru dapat berperan sebagai sumber stress bagi remaja itu sendiri.
- Emotional Intelligence
Kecerdasan emosional seseorang berhubungan dengan bagaimana ia mengenali emosi, memahami sumber emosi, serta menguasai emosinya. Seseorang yang tidak mampu mengatur emosi cenderung lebih mudah dipengaruhi keadaan yang selanjutnya justru dapat menjadi sumber stress dan menggoyahkan ketahanan mentalnya.
Mengapa saya sebagai remaja harus memahami konsep resiliensi?
Kehidupan sering diibaratkan sebagai sebuah roda yang berputar, kadang kala kita berada di atas dengan segala kemudahan hidup, namun kadang pula kita berada di bawah dengan segala beban hidup. Hanya orang-orang dengan mental baja yang mampu menghadapi segala jenis tantangan hidup.
Source: Developing Adolescents: A Reference for Professionals – American Psychological Association