Psikosomatis berasal dari kata Psych = Pikiran dan Somatic = Tubuh. Lebih biasa dikenal sebagai penyakit tubuh yang disebabkan oleh pikiran atau efek dari psikologi.
Contoh sederhana adalah perut maag jika sedang stress, atau mungkin migrain kalau akhir bulan dompet mulai tipis hehehe. Namun sebenarnya tidak hanya itu, penyakit nyeri pada punggung kemudian leher sampai bahkan sesak nafas dalam kondisi-kondisi tertentu ternyata juga banyak yg disebabkan oleh efek psikologi atau pikiran kita.
Nah, seringnya kita malah tidak menyadari kalau itu adalah psikosomatis.
Ya, karena psikosomatis ini lebih banyak terjadi oleh kondisi di alam bawah sadar (subconscious) kita maka kita pun sering luput dalam mengamatinya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang menyebabkan kondisi-kondisi penyakit psikosomatis :
1. Emosi Negatif
Perasaan negatif dalam diri kita sebenarnya adalah alarm yang diberikan oleh pikiran ke diri kita bahwa ada sesuatu yang tidak pas, tidak sesuai dengan keadaan yang kita inginkan. Bahwa ada hal-hal yang memang perlu mendapatkan perhatian kita untuk kita damaikan.
Namun seringnya kita terlalu sibuk melihat perasaan ini, emosi negatif ini kita tunda, kita biarkan menumpuk-numpuk sampai akhirnya tubuh kita tidak mampu lagi menahannya. Saraf dan otot tubuh kita mulai sering menegang dan bahkan di bagian-bagian tertentu akhirnya merasakan kesakitan.
Akhirnya kepala sering migrain, punggung bagian belakang sering merasa kesakitan, dan bahkan beberapa kali mengalami gangguan tenggorokan.
Perasaan marah yang berkepanjangan, kebencian, perasaan bersalah, kecemburuan dan kesedihan karena penolakan adalah emosi-emosi negatif yang berpotensi sekali menyebabkan penyakit psikosomatis jika tidak segera kita damaikan.
2. Permasalahan terselubung
Dalam pikiran bawah sadar kita ada fungsi yang dinamakan fight or flight (melawan, atau menghindar) selengkapnya tentang kondisi ini anda dapat baca di fight or flight .
Mekanisme standar dari pikiran manusia ini terjadi jika ada kondisi yang mengancam diri kita. Permasalahannya terkadang ancaman ini tidak kita sadari sepenuhnya.
Sebut saja contoh seorang anak kecil yang enggan berangkat ke sekolah dengan alasan sakit padahal badannya tidak mengalaminya, dan ketika dipaksa untuk berangkat akhirnya yang terjadi dia benar-benar sakit. Ketika ditelaah lebih lanjut ternyata dia menghadapi bully di sekolah yang dia tidak ceritakan. Akhirnya untuk mempertahankan diri tubuhnya menciptakan kondisi sakit itu sampai akhirnya benar-benar terjadi.
Contoh berikutnya adalah seorang nenek tua yang hidup dengan anak kesayangannya, dimana setiap harinya dilayani oleh si anak ini segala kebutuhannya. Pada suatu saat sang anak terpaksa harus pergi ke luar kota cukup lama dan mengharuskan nenek tua ini dititipkan ke anak yang lain.
Namun apa yang terjadi, si nenek ini jatuh sakit, padahal semua kebutuhan dicukupi persis dengan yg dilakukan oleh si anak kesayangan.
Permasalahan terselubung karena kondisi "ancaman" atau merasa "terancam" ini yang menyebabkan kondisi penyakit psikosomatis. Ada bayangan buruk akan kejadian tertentu yang sebenarnya belum tentu terjadi memicu tubuh kita akhirnya mengalami kondisi sakit.
3. Sugesti
Pernah terjadi pada suatu ketika ada seseorang yang didiagnosa menderita kanker, dan waktu hidupnya tinggal 6 bulan lagi. Bulan-bulan berikutnya si pasien ini menjalani hidupnya dengan sangat menderita, badannya semakin kurus, kondisi tubuhnya melemah dan dia mengalami beberapa kondisi fatal sampai akhirnya menyebabkan kelumpuhan. Namun setelah melewati 6 bulan ternyata dia tidak meninggal, dan setelah diperiksa kembali ternyata sang dokter salah memberikan diagnosa awal, tidak ada kanker dalam tubuhnya.
Nah, pertanyaannya adalah, kenapa dia benar-benar mengalaminya seperti penderita kanker ?
Inilah kuatnya sugesti, dalam titik tertentu akhirnya menjadi sangat-sangat nyata bagi kita. Hal-hal yang sebenarnya tidak ada pun akan menjadi begitu nyata dan terasa.
Contoh lain dari kondisi ini adalah ketika kita bilang "ah bossku selalu bikin aku sakit kepala", atau "kamu itu emang benar-benar selalu bikin pusing". Disadari atau tidak dalam kurun waktu tertentu pengucapan yang berkali-kali dari hal ini menimbulkan efek sugesti yang luar biasa. Akhirnya ketika kita menemui boss atau teman kita itu maka sakit kepala atau pusing mendadak mampir di tubuh kita.
Kesimpulan :
Meskipun dalam konteks ini kita belajar banyak tentang kondisi penyakit psikosomatis, namun bukan berarti semua penyakit yang berhubungan dengan ketegangan saraf, migrain, atau maag adalah disebabkan oleh psikosomatis. Jika Anda mengalami sakit, tetap berikhtiarlah ke dokter untuk pemeriksaan awal, nah jika memang tidak ditemukan sebabnya, mungkin psikosomatis inilah salah satu pemicu sakit yang Anda alami.
Dengan menyadari kondisi penyakit psikosomatis ini, alangkah baiknya jika kita mulai berhati-hati terhadap emosi negatif, perasaan tidak nyaman, atau bahkan perkataan-perkataan buruk yang akan berakibat fatal terhadap tubuh dan badan kita. Berupalayah meskipun sulit untuk tetap berpandangan positif, berkata yang baik, dan berbuat baik kepada orang lain terlebih lagi terhadap diri kita sendiri.
Semoga kita selalu mampu mengendalikan pikiran kita sehingga kita selalu dalam keadaan sehat, dan bahagia, seperti pepatah yang sering kita dengar "men sana in corpore sano".
Suryo Wibowo
artikel ini bisa juga dibaca di sini