Banyak cerita menyertai terjadinya fenomen kesurupan massal, mulai dari pemahaman mistic yang mengkaitkan dengan roh jahat atau jin penunggu ruangan yang marah sampai dengan jin yang sengaja dikirim seseorang dengan maksud menganggu anggota komunitas seperti siswa atau siswi sekolah. Fenomema kesurupan masal banyak terjadi dalam lingkungan sekolah.
Kultur masyarakat cenderung mewujudkan keberadaan setan, jin, dan sejenisnya dalam bentuk tertentu seperi pocong, genderewo, kuntilanak, dan wujud lainnya atau diekstak dalam diri manusia dengan sebutan kesurupan, kerasukan, ngemat, dan banyak sebutan lainnya tergantung kultur kedaerahan.
Dalam ajaran agama apapun, khususnya islam sudah sangat jelas bahwa malaikat, setan dan jin adalah mahluk gaib yang keberadaannya tidak bisa dilihat dengan mata. Ke gaibannya mengandung makna bahwa mereka tidak memilki bentuk dan sifat fisik seperti halnya manusia. Apabila manusia berusaha memaksakan wujud mahluk gaib tersebut akan terekstrak dalam berbagai bentuk sesuai kultur yang dianut masyarakat setempat. Pocong di indonesia tentunya tidak ditemukan di Cina dan di Eropa, begitu juga Vampir di Cina dengan gaya lompat lompat dan berpakain hitam panjang tidak akan ditemukan di indonesia, karena mereka tidak akan betah berada di tempat yang tidak memposisikannya sebagai hantu, malah akan menjadi bahan ejekan dan mainan warga setempat.
Pemahaman tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap pemahan kesurupan yang diasumsikan sebagai proses masuknya roh jahat, jin dan sejenisnya terhadap diri seseorang. Terlepas benar atau tidaknya pemahaman tersebut kesurupan massal bisa dijelaskan secara ilmiah sehingga bisa di sembuhkan melalui proses ilmiah tanpa harus meninggalkan keyakinan akan ajaran agama yang meyakini adanya mahluk gaib tersebut.
Kesurupan merupakan perpindahan kesadaran seseorang dari kesadaran normal ke kondisi bawah sadar secara sepontan. Kondisi bawah sadar mirip kondisi orang yang mengigau. Perpindahan kesadaran secara sepontan disebabkan karena emosi negatif yang terpendam dan terakumulasi, meluap-luap terpicu situasi tertentu.
Menurut cara pandang hypnosis, mekanisme perpindahan kesadaran secara sepontan sangat dipengaruhi tipe modalitas seseoran. Tipe modalitas dimaksudkan sebagai kecenderungan sarana input yang menjadi saluran informasi yang diterima seseorang. Saluran informasi tersebut meliputi Visual, Audiotori, dan Kinestetik. Perbedaan kecenderungan saluran input melalui inda seseorang akan menampilkan kondisi kesurupan yang berbeda.
1. Visual(Penglihatan)
Tipe modalitas visual dengan sugestivitas emosional yang cukup tinggi cenderung sangat mudah dipicu dengan gambaran, pemadangan, dan kejadian-kejadian yang terlihat di lingkungan sekitar yang bersifat negatif. Kesurupan dilingkungan sekolah lebih sering terjadi pada pelajar perempuan. hal ini dikarenakan secara sugestivitas emosional lebih dominan dimilki kaum perempuan dengan menggunakan saluran penglihatan.
Dipicu oleh salah satu siswa yang mengalami kesurupan terbih dahulu dengan sepontan karena luapan emosi yang menumpuk, kemudian fenomena ini memicu dan diikuti oleh teman-temannya di dalam kelas.
2. Audiotori (Pendengaran)
Dengan tingkat sugestibilitas tinggi tetapi tidak stabil, seseorang dengan tipe audiotori akan mudah terpicu karena suara, perkataan atau bunyi bunyi tertentu yang berdampak meluapnya emosi negatif seseorang.
Seorang siswa karena luapan emosi yang tidak terkendali sehingga mengalami kesurupan akan menginduksi teman temannya yang memiliki tipe audio dengan terdengar suara histeris, teriakan- teriakan, marah-marah maka siswa tipe ini akan terinduksi secara sepontan melakukan hal yang sama.
3. Kinestetik ( Perasaan)
Seseorang dengan tipe kinestetik, apabila tingkat sugestibilitasnya tingga tetapi tidak stabil akan mudah terinduksi dengan perasaan-perasaan yang muncul akibat pikiran-pikiran negatif yang menumpuk dan terluapkan akibat tidak adanya tempat mencurahkan emosinya.
Luapan emosi sepontan sebagai akibat pikiran bawah sadar mencurahkan emosi negatif yang terpendam. Teriakan-teriakan karena kesurupan dapat menimbulkan perasaan kasihan, simpatik, dan empati terhadap teman-temannya memicu kesurupan massal.
Berdasarkan tiga tipe modalitas tersebut maka dapat ditetapkan langkah-langkah dalam mengatasi kesurupan massal, sebagai berikut:
a. Identifikasi Tipe Kesurupan
Kesurupan dengan tipe Visual dapat dilihat dari kondisi mata yang melotot, membelalak, mata merah, dan semacamnya. Maka diperlukan orang yang ditokohkan ditempat tersebut sehingga pikiran bawah sadar akan memandang tokoh tersebut lebih tinggi. Tokoh agama, spiritual sangat diperlukan, dan apabila tokoh dimaksud tidak ada dilokasi maka hal tersebut dapat disikapi dengan cara mengubah penampilan tokoh yang ada, seperti guru sekolah dengan berpenampilan dan berprilaku seperti sosok yang dianggap berpengaruh tersebut. Kalau dalam lingkukngan Muslim, dianjurkan salah seorang mengambil air wudhu dan menggunakan kopiah ketika berhadapan dengan mereka yang kesurupan, bila memungkinkan menggunakan sorban, dan untuk agama lain menyesuaikan dengan tata cara dalam ajaran agamanya.
Jika Kesurupan dengan tipe Audiotori maka kecenderungan seperti berteriak-teriak, menangis, meraung-raung, mengganti suara aslinya dengan suara lain maka perlu menenangkan dengan sugesti positif secara berulang-ulang.
Sedangkan kesurupan dengan tipe Kinestetik perlu bantuan beberapa orang untuk menenangkan karena yang bersangkutan cenderung meronta-ronta, memukul-mukul, mencekik, dan semacamnya. Usahakan memegang kedua tangan da kakinya. Jika gerakan tidak dibatasi maka kesurupan makin menjadi jadi.
b. Sugesti Positif.
Menenangkan kesurupan perlu dilakaukan dengan memberikn sugesti positif, Ucapkan doa-doa yang sederhana dan dipahami oleh siswa yang kesurupan bisa dilakukan disertai kata kata sugesti yang jelas dan tepat.
Kata-kata sugesti yang disampaiakan bukan kata-kata basa basi tetapi harus diucapkan dengan iklas, tenang dan penuh kasih sayang. Contoh kata-kata sugesti setelah membaca doa yang singkat yaitu; "Saya minta ada tetap tenang, santai, dan nyaman, semakin santai semakin tenang dan semakin nyaman. Biarkan kenyamanan dan perasaan santai perlahan-lahan menyelimuti seluruh tubuh dan pikiran anda dan lupakan semua permasalahan yang ada dalam diri dan pikiran anda". Kata-kata tersebut bisa digunakan atau dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Penyampaian sugesti diatas dimaksudkan agar subjek menjadi jauh lebih tenang. Saat anda memita subjek untuk tenang maka berikan fakta-fakta yang bisa meyakinkan pikiran bawah sadar subjek sehingga saran-saran positif meningkatkan keyakinan bawah sadar subjek untuk kembali kedalam keadaan yang tenang dan nyaman, sebagai contoh; "Kita adalah manusia mahluk yang sempurna. dengan kesempurnaanya maka kita diberikan kemapuan mengendalikan diri dan pikiran, andalah pemilik diri dan pikiran anda. Anda memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mentuntaskan segala permasalahan dalam diri anda. Karena Anda adalah manusia, mahluk ciptaan Allah, Anda dalam lindungan Allah, Tuhan alam semesta, yang maha kuasa, tidak ada daya dan upaya kecuali Kekuatan Allah yang maha kuasa. Karena manusia adalah mahluk yang sempurna maka anda dengan mudah menenangkan diri dan pikiran anda".
Kata kata sugesti dan fakta-fakta sebagaimana contoh diatas atau dapat dimodifikasi sesuai situasi, diucapan secara berulang dengan menggunakan kata-kata yang dipahami subjek baik kosa kata maupun bahasa yang biasa dipergunakan agar terjadi kesamaan komunikasi.
Akhiri sugesti dengan menggiring kesadaran subjek ke posisi istirahat dengan mengatakan "tidur lelap, tidur,tidur,tidur dan tidur", sambil menepukan telapak tangan dengan halus dan mendadak ke muka subjek. Tepukan tangan kemuka dengan membuat kaget akan memudahkan subjek berpindah kesadaran dan masuk pada kondisi tidur lelap.
Ketika dipastikan subjek sudah pada kondisi tidur lelap maka akhiri dengan kata-kata bijak seperti contoh ;" Nanti saat anda bangun, anda memperoleh sebuah ketenangan dalam diri dan pikiran anda. Setiap masalah pasti ada jalannya karena Allah telah menjanjikan karunianya bagi umat manusia. Dari hari kehari anda semakin mampu mengendalikan diri anda dengan mensukuri kehidupan, sehingga saat anda sadar anda menjadi pribadi yang sehat dan kuat".
Demikian tahapan singkat menyelesaikan kesurupan massal. Hal yang paling bijak adalah menumbuhkan semangat kekeluargaan dan kedewasaan dalam berpikir sehingga semua masalah dapat di selesaikan dengan bijak dengan memberikan ruang dan waktu yang cukup untuk menjalin komunikasi dengan baik, dan intens.
Ai Nurhasan, MSi, CH CHt
Ketua Umum SPSD
Assisten Trainer PHT Cirebon
www.pondoktherapyholistik.wodpress.com/