Saya baru saja menangani kasus trauma gadis 16 tahun yang merupakan korban pemerkosaan, dari intake form saya mendapatkan begitu banyak emosi negatif yang menimbulkan simptom diantaranya menangis berjam-jam setiap hari, berhalusinasi melihat orang seperti dia, berat di bagian belakang kepala, merasa dicekik dan ada permasalahan di pencernaan yang membuat dia harus berobat intensif di rumah sakit.
Sesi pertama saya dan klien sepakat untuk melakukan skala prioritas, problem mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu, yaitu rasa marah terhadap kejadian pemerkosaan itu, dengan tekhnik tertentu emosi dapat di netralkan dengan mudah.
Simptom menangis dan perasaan marah mulai hilang, progres dari sesi pertama sangat baik. Di sesi kedua saya lebih dalam menggali permasalahan klien yang berhubungan dengan halusinasi dan simptom lainnya.
Ternyata kasus pemerkosaan Hanya 1 dari banyak faktor yang membuat gadis ini "korslet", ternyata saat dilakukan Hypno analisis terdapat banyak masalah berkaitan dengan orangtua, gadis ini sejak kecil sudah menjadi korban kekerasan oleh sang ayah, pikiran bawah sadar klien juga mengatakan kekurangan perhatian dari sang ibu karena harus menjalankan bisnis.
Disini saya yang awalnya berfokus ke gadis langsung meminta orang tua untuk menjalani sesi bersama saya, untuk mencari jalan keluar terbaik untuk si anak karena si anak memiliki persepsi kalau orangtuanya selalu marah dan menceritakan kembali masa lalunya.
Korban perkosaan atau pelecehan benar-benar membutuhkan perhatian khusus, terlebih dari orang tua, berserta lingkungannya agar menjaga perasaannya. Jangan sekali-kali mengungkit kejadian tersebut.
Dari kejadian ini banyak pelajaran yang saya dapatkan, orangtua menjadi kunci kebahagiaan di anak, saya ingat apa yang dikatakan oleh pak Adi W Gunawan tentang Batrei Kasih, sebagai orang tua harus memastikan batrei kasih anak benar-benar penuh.