Sebagian masyarakat kita masih ada yang kurang memahami apa dan bagaimana Hypnosis itu bekerja. Mungkin karena mereka hanya melihat Efek dari sebuah hypnosis panggung (stage hypnosis) yang memamerkan "power" seorang hypnotist terhadap suyetnya, misalnya dengan sekali menjentikkan jari tangan, lalu sekonyong-konyong ada seseorang yang langsung tertidur pulas. Wah dahsyat ya ? Padahal kelihatannya antara seorang hypnotist (ahli hipnosis) dengan orang lain tersebut tidak saling mengenal satu sama lain. Ada pula sementara orang yang membaca atau mendengar bahwa hipnosis (disebut orang awam sebagai 'hipnotis" (*)) sebagai salah satu bentuk kejahatan, yang paling banyak dikenal dengan "tepukan" dahsyat yang bisa membuat orang "hilang kesadaran" lalu menuruti kehendak pelaku "hipnotis" tersebut, misalnya menguras uang korban di ATM, dan sebagainya. Apakah semua hal ini benar menunjukkan bahwa hypnosis adalah perbuatan jin atau kuasa gelap, dan Hypnosis digunakan untuk menguasai pikiran orang lain?
Sebelum saya menjelaskan tentang hal di atas, perlu diketahui bahwa istilah Hypnotist (=Hipnotis) adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau ahli di bidang Hypnosis (=hipnosis). Dengan kata lain,Hypnosis adalah ilmu pengetahuannya sedangkan Hypnotist (Hipnotis) adalah orang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang hipnosis. Jadi cukup jelas bukan perbedaannya? Lalu,apakah benar bahwa hipnosis menggunakan kekuatan jin atau kuasa gelap, yang bisa menguasai pikiran orang lain sehingga orang tersebut patuh tanpa bisa menolak sama-sekali? Berikut sedikit gambaran dasar dari pengetahuan hipnosis untuk diketahui oleh orang awam.
Jika ada pendapat yang mengatakan bahwa "bukannya hypnosis berasal dari kata "hypnos" yang berarti "Dewa tidur"? bukankah itu menunjukkan adanya campur tangan makhluk astral? Jawabannya sederhana saja, bahwa kebetulan kata yang dianggap tepat pada awalnya menurut Dr. James Braid (seorang dokter Skotlandia yang berpraktek di Manchester), adalah Hypnosis karena ia beranggapan seseorang dapat memasuki kondisi hipnosis melalui relaksasi otot-otot dan syaraf (disebut juga "tidur syaraf"). Beliau mengatakan bahwa kekuatan sugesti ternyata mampu membuat seseorang trance, setelah orang tersebut memasuki kondisi relaksasi. Istilah "hypnosis" ini sekalipun kurang tepat kedengarannya, namun karena sudah terlanjur terkenal di seluruh dunia, maka istilah ini tetap dipertahankan bahkan Dr. James Braid dikenal sebagai the Father of Hypnosis. Dengan demikian, sudah cukup jelas bahwa Hipnosis tidak berkaitan dengan kekuatan jin dan kuasa gelap seperti yang masih disalahartikan sebagian orang sampai saat ini terutama di negara kita.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah kekuatan yang membuat seorang hipnotis mampu membuat orang lain tertidur dengan sekali jentikan jari tangannya? Jawabannya juga sederhana, yakni acara "Stage hypnotism" atau hipnosis panggung yang ada di layar TV atau pertunjukan yang diadakan di berbagai event telah melalui "proses belakang layar" sebelum acara dimulai. Memang seorang Hipnotis melakukan tugasnya dengan baik melakukan seleksi suyet mana yang bisa masuk dalam kondisi trance yang dalam dengan menggunakan teknik rapid induction, dan setelah ditemukan satu atau dua di antara banyak suyet, maka mereka yang terpilih biasanya akan diberikan "anchor" tertentu, misalnya "ketika mendengarkan suara jentikan jari tangan si hipnotis, maka si A akan tertidur..:" lalu si A juga akan menjadi "pemeran" dari berbagai aksi yang menimbulkan efek yang fantastis, antara lain efek "halusinasi"yang muncul dan mengakibatkan ia bisa melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada (disebut postive visual hallucination), atau efek yang mengakibatkan suyet tidak bisa melihat benda atau orang di hadapannya (disebut negative visual hallucination), dan banyak lagi efek fantastis lainnya, Di titik ini, ketika seseorang yang awam tidak mendapatkna pengertian yang benar terhadap apa itu hipnosis, trance, pikiran bawah sadar (subconscious mind), dan sebagainya, maka muncul kesan adanya "kuasa gelap". Padahal tidak demikian.
Pertanyaan berikutnya, apakah semua orang yang dihipnosis berarti hilang kesadarannya? Jawabannya tidak ! Bagaimana mungkin seorang yang hilang kesadaran bisa memberikan respons atas sugesti yang diberikan orang lain. Dan, dalam kondisi hipnosis, dimana seseorang bahkan bisa dengan sangat jelas mendengarkan apa yang dikatakan oleh seorang hipnotis,karena ia menjadi "sangat fokus" pada sugesti orang tersebut. Bahkan Dave Elman, seorang pakar hipnosis mengatakan bahwa dalam kondisi hipnosis sebenarnya kemampuan mengingat seseorang bisa meningkat hingga 2000% (hypermnesia). Luar biasa bukan? Lalu, apa yang membuat seseorang suyet tidak bisa menghindar, bahkan menuruti kehendak hipnotis?
Dalam kondisi dimana seseorang suyet lebih fokus pada keadaan atau kondisi internalnya (dalam kondisi trance), ia bisa saja menolak untuk tidak melakukan apa yang diminta oleh seorang hipnotis. Namun, kebanyakan mereka merasa tidak masalah alias enjoy ketika diminta untuk menari atau berjoget di depan penonton, misalnya. Yang perlu dipahami adalah Hipnosis tidak sama dengan "cuci otak" atau brain-washing, jadi sekalipun seorang suyet sudah berada dalam kondisi hipnosis yang sangat dalam (profound somnabulism), ia tetap memiliki kemampuan agar bisa lepas dari pengaruh seorang hipnotis. Hal ini disebabkan adanya 4 filter mental dari subconscious mind yang selalu aktif dalam diri kita, seperti filter keselamatan hidup, filter moral/agama, filter benar/salah dan filter masuk akal/tidak. Adanya ketertarikan seorang suyet untuk memenuhi permintaan via sugesti yang diberikan seorang hipnotis secara sederhana adalah karena yang bersangkutan mau menerima atau secara sadar tidak melakukan penolakan. Oleh sebab itu, hypnosis disebut juga self-hypnosis karena seorang suyet sendirilah yang mau menerima atau menjalankan sugesti itu. Hal ini berlaku juga dalam sesi Hipnoterapi, dimana seorang hipnoterapis wajib menyampaikan bahwa dalam sesi tersebut si client sendiri yang menentukan jalannya sesi, jadi ketika ia merasa tidak nyaman dengan sugesti yang diberikan oleh hipnoterapis karena bertentangan dengan nilai dasar misalnya keyakinannya, maka seorang Client bisa keluar dari kondisi hipnosis kapan saja.
Penjelasan mengenai "tepukan" tangan di bahu atau pundak seseorang yang bisa "menggiring" orang lain untuk masuk dalam kondisi hipnosis sebenarnya bukan hal yang mistis, karena "tepukan" tersebut adalah salah satu bentuk teknik induksi, yakni teknik membawa seseorang berpindah dari conscious mind ke sub-conscious mind. Induksi ada banyak bentuknya, mulai dari verbal sampai non-verbal induction. Yang penting digarisbawahi adalah agar kita tidak mudah dihipnosis oleh orang lain waktu kita keluar rumah, antara lain:
1. Usahakan untuk memiliki tujuan yang jelas mau kemana, sehingga pikiran kita tidak "berkeliaran" kemana-mana, yang bisa menjadi salah satu sebab orang yang berniat jahat untuk mengamati, mendekati dan membuat "connectedness" secara pikiran bawah sadar, atau melakukan "tepukan" atau shock induction lain yang membuka Reticular Activating System (RAS) kita terbuka, sehingga mereka bisa melakukan "pemrograman" ke pikiran bawah sadar kita
2. Sebaiknya tidak perlu SKSD (sok kenal sok dekat) dengan orang lain yang belum dikenal, karena ketika hal ini terjadi maka ini adalah proses awal terjadinya "connectedness" kita dengan orang tesebut. Bisa saja orang yang berniat jahat tersebut melakukan test /trial atau bahkan telah mempelajari tentang hobby kita, misalnya terhadap batu akik, maka mereka bisa menggunakan "pintu masuk" ini untuk melakukan hipnosis terhadap kita.
3. Bagi yang punya kebiasaan latah sebaiknya tidak menggunakan perhiasan, atau tidak berjalan sendiri keluar rumah yang memungkinkan tindakan kriminalitas dengan modus hipnosis terjadi. (Bahkan kalau bisa, untuk menghindari kriminalitas seperti pencurian, pencopetan dan sebagainya, maka seyogyanya kita keluar rumah tanpa membawa perhiasan yang mencolok, atau menggunakan handphone, tablet dan sebagainya di tempat umum yang mengundang timbulnya kriminalitas)
4. Dalam kondisi arus mudik/ balik paska lebaran, cukup besar kemungkinan terjadinya tindakan dari para pelaku tindak kejahatan, oleh sebab itu, ketika berjalan agar tidak kelihatan sebagai "pendatang baru" ("plenga-plengo" yang mengundang mereka berbuat kejahatan).. Demikian pula, hindari tawaran makanan dan minuman dari orang yang dicurigai, sekalipun dengan harga murah, karena bisa saja berpotensi membuat anda menjadi obyek tindakan kriminalitas).