- Metode-Metode Terapi Sufistik di INABAH
Adapun tehnik yang dipraktekan oleh Tharikat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah, khususnya yang dipergunakan sebagai sarana untuk penyembuhan atas ketergantungan narkoba di pondok-pondok Inabah, adalah dengan memperbanyak amalan-amalan berikut ini :[1]
-
- Melakukan Mandi Taubat
Istilah taubat secara bahasa berarti kembali, yaitu kembali dari berbuat dosa dan maksiatmenuju berbuat baik dan ketaatan, sesudah menyadari keburukan dan bahaya perbuatan dosa dan maksiat. Adapun taubat menurut ajaran Islam adalah meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat karena Psikosafungsional atau psikosis ialah merupakan penyakit/gangguan mental yang parah, yang ditandai oleh disorientsi fikiran, gangguan-gangguan emosional, disorientasi waktu dan ruang, serta pribadi dan pada beberapa kasus disertai halusinasi dan delusi-delusi. Dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang lain disekitarnya. Psikosis merupakan penyakit mental secara fungsional yang berat dan non organis sifatnya, ditandai oleh disintregrasi (kepecahan kepribadian) dan maladjustment social yang berat:orangnya tidak mampu mengadakan relasi sosial dengan dunia luar, sering terputus sama sekali dengan realitas hidup, lalu menjadi inkompeten secara sosial. Terdapat pula gangguan pada karakter dan fungsi intelektualnya. Menyesali, kemudian tidak berniat untuk mengulanginya lagi.[2]Jika istilah taubat dalam bahasa Arab adalah kembali, berarti taubat kepada Allah artinya kembali kepada-Nya dan berdiri di ambang pintu-Nya. Sebab yang paling mendasar bagi manusia adalah kedekatan dengan Allah dan menyambung tali penghambaan kepada-Nya, tidak menjauh dari-Nya, senantiasa membutuhkan-Nya dalam kehidupan fisik dan psikisnya.Taubat yang sesungguhnya berpangkal pada pengertian dan kesadaran bahwa seseorang telahterlanjur mengerjakan kesalahan yang akibatnya merusak dirinya sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Ia menyadari bahwa melanggar larangan Tuhan atau melalaikan apa yang diwajibkan Tuhan adalah dosa dan karenanya ia akan menerima siksaan. Oleh karena itu, timbul penyesalan dalam hatinya dan ia berniat tidak akan mengulanginya lagi. Jadi, taubat artinya penyesalan atas sifat dan sikap buruk yang kita punyai dan amalkan.
Taubat dapat membantu seseorang melepaskan diri dari kegelisahan dan kegoncangan jiwa yang dapat memengaruhi kesehatannya. Di dalam pertobatan terdapat perubahan sikap yang terjadi pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.[3]Metode terapi taubat dengan mencari perilaku buruk yang menjadi penyebab penyakit dengan melakukan mujahadah dan riyadhah, menjauhi orang-orang yang biasa mendorong untuk berbuat maksiat, selanjutnya menjalankan ajaran-ajaran agama yang dulu telah ditinggalkan kemudian banyak berdzikir.[4]
Proses terapi terhadap gangguan kejiwaan atau ruhaniyah yang menggunakan tazkiyahnafsiyah (penyucian jiwa) dengan taubat adalah sebuah metode yang hanya dapat dilakukan oleh seorang terapis yang telah memahami, mengamalkan dan mengalami pertaubatan dengan baik dan benar serta telah memiliki kemampuan dalam menggunakan metode propetik. Jika tidak maka pengawasan dan evaluasi terhadap perkembangan dari esensi pertaubatan itu tidak dapat diketahui secara tepat dan benar, karena dosa mengakibatkan orang menjadi stres maka perlu untuk bertaubat.[5]
Lemahnya kesadaran anak bina akibat mabuk, dapat dipulihkan dengan mandi dan wudlu. Mandi dan wudlu akan mensucikan tubuh dan jiwa sehingga siap untuk 'kembali' menghadap Allah Yang Maha Suci.
Makna simbolik dari wudlu adalah: mencuci muka, mensucikan bagian tubuh yang mengekspresikan jiwa; mencuci lengan, mensucikan perbuatan; membasuh kepala, mensucikan otak yang mengendalikan seluruh aktifitas tubuh; membasuh kaki, dan mensucikan setiap langkah perbuatan dalam hidup.
-
- Talqin Dzikir
Dzikir dalam arti sempit memiliki makna menyebut asma-asma Allah Yang Agung dalam berbagai kesempatan. Sedang dalam arti luas, dzikir mencakup pengertian “mengingat segala keagungan dan kasih sayang Allah SWT., yang telah diberikan kepada kita, sambil mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Menurut Al- Ashfahani, dzikir adalah menghadirkansesuatu baik dalam bentuk perasaan (hati) maupun perbuatan.[6]Dzikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang, sebab aktivitas dzikir mendorong seseorang untuk mengingat, menyebut dan mereduksi kembali hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya. Dzikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT semata, sehingga dzikir mampu memberikan sugesti penyembuhannya. Dzikir merupakan amalan ibadah yang dapat mendatangkan pahala dan bisamenjadikan terapi untuk berbagai penyakit, baik fisik maupun psikis seperti stres, rasa khawatir, cemas, depresi dan lain sebagainya. Dzikir yang berupa penyebutan "Asma Allah" secara berulang-ulang dan terus-menerus merupakan upaya yang dilakukan untuk memompakan energi positif dan sekaligus membendung energi negatif dalam diri manusia. Seseorang yang melakukan dzikir, harus memiliki prasangka positif terhadap Tuhan dan segala ciptaannya. Dengan cara itulah energi positif akan mudah merasuk dalam diri manusia.
Dzikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang, sebab aktivitas dzikirmendorong seseorang untuk mengingat, menyebut dan mereduksi kembali hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya. Dzikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT,.semata, sehingga dzikir mampu memberi sugesti penyembuhannya.
Disinilah pentingnya berdzikir dalam membentuk kepribadian manusia. Dengan selaluberdzikir kepada Allah, hati akan selalu mendapat "makanan". Hati akan berfungsi sebagai alatkontrol bagi perilaku manusia secara baik. Dengan dzikir manusia akan sejahtera jiwanya, sehingga sejahtera pula tingkah laku individu dan sosialnya. Mereka akan mampu menerima kenyataan yang ada, dan dapat meletakkan hakekat kemanusiaan yang betul-betul insani.[7]Allah swt. berfirman dalam QS. Al-Baqarah/2:152.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersukurlahkepada-ku, dan janganlah kamu mengingkari (Nikmat)-ku.[8]
Anak bina yang telah pulih kesadarannya diajarkan dzikir melalui talqîn dzikr. Talqin dzikir adalah pembelajaran dzikir pada qalbu. Dzikir tidak cukup diajarkan dengan mulut untuk ditirukan dengan mulut pula, melainkan harus dipancarkan dari qalbu untuk dihunjamkan ke dalam qalbu yang di talqin. Yang dapat melakukan talqin dzikir hanyalah orang-orang yang qalbunya sehat (bersih dari syirik) dan kuat (berisi cahaya ilahi).[9]
-
- Shalat
Shalat membersihkan seorang muslim dari kotoran dan mikroba atau segala sesuatu yang dapat membuatnya sakit, baik yang nampak maupun tidak, sebagaimana orang yang mandi di sungailima kali sehari. Shalat dapat menghapuskan dosa yang dikerjakan diantara waktu shalat tersebut dan waktu shalat berikutnya, selama tidak mengerjakan dosa-dosa besar. Shalat dapat menghilangkan ketegangan karena adanya perubahan pola gerak tubuh. Sebagaimana diketahui, gerak seperti ini, secara fisiologi akan menimbulkan nuansa rehat yang penting bagi tubuh. Rasulullah SAW telah mengingatkan kaum muslimin agar mewaspadai sifat amarah dalam hal ini, shalat mempunyai pengaruh langsung bagi susunan saraf, di mana ia dapat menenangkan gejolaknya dan menjaganya agar tetap tenang. Sebagaimana shalat juga menjadi obat mujarab bagi insomnia yang diakibatkan oleh gangguan saraf.[10]Terminologi shalat mengisyaratkan bahwa di dalamnya terkandung adanya hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Di dalam shalat, manusia berdiri dengan khusuk dan tunduk kepada Allah SWT, pencipta-Nya dan pencipta seluruh alam semesta. Dengan tubuhnya yang kecil dan lemah ia berdiri di hadapan Tuhan Yang Maha Agung. Berdirinya manusia dihadapan Allah dengan khusyuk dan tunduk akan membekalinya dengan suatu tenaga rohani yang timbul dalam diri perasaan yang tenang, jiwa yang damai dan kalbu yang tentram, sebab dalam shalat yang dilakukan dengan semestinya, manusia mengarahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Allah, berpaling dari semua kesibukan dan problem dunia, dan tidak memikirkan sesuatu kecuali Allah dan ayat-ayat al-Qur'an yang dibacanya.[11]Keadaan yang tenang dan jiwa yang damai ditimbulkan shalat juga membantu melepaskan diri dari kegelisahan yang dikeluhkan oleh para pasien gangguan jiwa. Keadaan tenang dan jiwa damai yang ditimbulkan shalat biasanya tetap berlangsung untuk beberapa lama setelah shalat selesai. Setidaknya ada empat aspek terapeutik yang terdapat pada aktifitas shalat, yakni aspek olahraga, meditasi, auto-sugesti dan aspek kebersamaan.
Pertama, aspek olah raga karena shalat menuntut aktifitas fisik, dimana reaksi otot, tekana danmessage merupakan aspek relaksasi, dimana proses ini biasa dipergunakan terapi untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan.
Kedua, aspek meditasi yang dimaksud adalah konsentrasi (khusyuk) yang dituntut dalammelakukan shalat, sehingga pikiran hanya tertuju pada Tuhan. Dengan demikian maka pikiran akanmenjadi cerah dan ringan dari beban kecemasan.
Ketiga, aspek auto-sugesti dimana pada bacaan shalat yang ditujukan kepada Allah disampingberisi pujian juga mengandung doa agar selamat di dunia dan akhirat. Bila ditinjau dari teori hypnotherapyyang merupakan salah satu metode terapi kejiwaan, maka pengucapan kata-kata itu merupakan suatu proses auto-sugesti, mengatakan hal-hal yang baik pada diri sendiri adalah mensugesti dirinya agar memiliki sifat yang baik, demikian juga akan memunculkan harapan yang positif dan optimis.
Keempat, aspek kebersamaan yang terdapat dalam shalat berjama'ah juga mempunyai dampakterapeutik yang signifikan, yaitu membantu dan berinteraksi dengan orang lain sebagai upaya menciptakan hubungan sosial yang sehat dan hubungan persahabatan antar mereka. Pada akhir-akhir ini berkembang terapi kelompok dimana tujuan utamanya adalah menimbulkan suasana kebersamaan. Sebagaimana pendapat banyak psikologi, bahwa "ketersaingan" dari orang lain adalah penyebab terjadinya gangguan kejiwaan.[12] Ini disebabkan karena seringnya seseorang pergi ke masjid untuk menjalankan shalat berjamaah dan memiliki kesempatan untuk mengenal tetangganya atau orang lain. Hubungan yang demikian ini akan membantu seseorang mengembangkan kepribadian dan kematangan emosionalnya. Hazrat Inayat Khan telah mengatakan, “seorang yang tidak pernah melaksanakan shalat tidaklah memiliki harapan akan perkembangan jalan-jalan yang lainnya, karena setiap postur dalam shalat memiliki suatu makna yang indah dan pengaruh tertentu. Shalat ini diperintahkan sebelum meneruskan pengajaran sakral berikutnya. Jika ia gagal mengembangkannya, maka tidak ada harapan baginya akan masa depan”.
Shalat dikerjakan dengan melakukan posisi tubuh yang berbeda-beda dan membaca beberapa ayat al-Qur‟an pada setiap postur dan pada postur-postur ini akan diberikan penjelasan mengenai manfaatnya masing-masing.
Postur Pertama, yaitu postur niat/takbiratul ihram. Pada postur ini kita mengangkat keduatangan terbuka keatas sampai telinga, dan letakkan ibu jari dibawah daun telinga sambil mengucapkan Allahu Akbar. Pengaruh-pengaruh yang menguntungkan yaitu tubuh terasa ringan karena berat badan terbagi pada kedua kaki. Luruskan bagian punggung untuk memperbaiki postur. Pikiran berada dalam keadaan terkendali. Pandangan lurus dengan berpusat pada lantai tempat kepala menyentuh permukaan lantai. Otot-otot punggung sebelah atas dan sebelah bawah dalam keadaan kendur, pusat otak atas dan bawah menyatu untuk membentuk kesatuan tujuan.
Postur Kedua, yaitu postur Qiyam. Kita meletakkan tangan dibawah pusar, tangan kananberada diatas tangan kiri kemudian membaca surat al- Fathihah dan surat Qur‟an lainnya. Pengaruh pengaruh yang menguntungkan dalam postur ini yaitu; konsentrasi penuh, menyebabkan relaksasi pada kaki dan punggung menggerakkan perasaan rendah hati, kesederhanaan dan ketaatan. Pada pembacaan ayat diatas, seluruh bunyi diucapkan dalam bahasa Arab, yang akan memacu penyebaran seluruh sifat-sifat Allah yang Agung akan derajat yang terkendali secara sempurna di seluruh tubuh, pikiran dan jiwa. Getaran suara vokal panjang a, i dan u akan memacu hati, kelenjar pireal, kelenjarpituitary, kelenjar adreanalin dan paru-paru, serta akan membersihkan dan meningkatkan fungsiseluruh bagian itu.[13]Postur ketiga, yaitu postur Ruku‟. Pengaruh pengaruh yang menguntungkan; merenggangkan otot-otot punggung sebelah bawah, otot paha serta otot betis secara penuh. Darah akan terpompa keatas tubuh. Menekan otot lambung, perut dan ginjal. Postur iniakan meningkatkan kepribadian, menggerakkan kasih sayang dan keharmonisan pada bagian sebelah dalam. Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
Postur keempat, yaitu postur Qauna/I’tidal. Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegaksetelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: I‟tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar. Efek yang lain adalah; darah yang segar tergerak keatas kedalam tubuh pada postur sebelumnya kembali pada keadaannya semula, yang akan mengeluarkan toksin, tubuh akan mengalami relaksasi dan melepaskan semua ketegangan.[14]
Postur kelima, yaitu postur Sujud. Pengaruh-pengaruh yang menguntungkan adalah; lututyang membentuk sudut yang tepat akan memungkinkan otot-otot lambung berkembang dan mencegah timbulnya kekenduran pada sekat rongga badan. Meningkatkan aliran darah kedalam bagian tubuh sebelah atas, terutama kepala (termasuk mata, telinga, dan hidung) dan paru-paru, memungkinkan toksin-toksin dagu dapat dibersihkan oleh darah. Mempertahankan posisi tetus yang tepat pada wanita yang sedang hamil. Mengurangi tekanan darah yang tinggi, meningkatkan aktifitas persendian menghilangkan egoisme dan kesombongan. Meningkatkan kesabaran dan keyakinan kepada Allah SWT., meningkatkan tahap perhatian spiritual dan menghasilkan energi psikis yang tinggi di seluruh tubuh. Postur penyerahan dan kemurahan hati yang tinggi ini merupakan esensi ibadah. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.[15]
Postur keenam, adalah Qu’ud/duduk. Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyatawal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostat) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita. Pengaruh-pengaruh yang menguntungkan juga adalah; bagi laki-laki tumit kaki kanan mengerut dan berat kaki serta bagian tubuh berada pada tumit tersebut. Posisi ini membantu pengeluaran zat racun dari liver dan memacu gerak peristaltik padausus besar. Bagi perempuan pertahankan kedua kaki di bawah badannya, telapak kaki menghadap keatas, tubuh akan kembali mengalami relaksasi yang sama, dan postur ini membantu pencernaan dengan menggerakkan isi perut kearah bawah.[16]Dr. Alexis Carel, pemenang hadiah Nobel bidang kedokteran dan direktur riset pada Rockefeller Foundation Amerika mengatakan bahwasanya selama ia menjadi seorang dokter, ia melihat banyak pasien yang gagal disembuhkan secara medis, tiba-tiba penyakit itu hilang setelah mereka melakukan shalat. Shalat merupakan meditasi suci yang pelakunya merasakan kehadiran Alloh SWT., seperti merasakan panasnya cahaya matahari. Banyak pasiennya yang berpenyakit tuberculosis, radang tulang, luka yang membusuk dan sebagainya, bisa sembuh dengan shalat.[17]
-
- Pembinaan
Anak bina ditempatkan pada pondok inabah guna mengikuti program Inabah sepanjang 24 jam. Kurikulum pembinaan ditetapkan oleh Abah Anom mencakup mandi dan wudlu, shalat dan dzikir, serta ibadah lainnya.
Disamping kegiatan-kegiatan tersebut diatas, juga diberikan kegiatan tambahan berupa : Pelajaran baca Al-Qur’an, berdoa, tata cara ibadah, ceramah keagamaan dan olah raga. Setiap anak bina di evaluasi untuk mengetahui sejauhmana perkembangan kesehatan jasmani dan rohaninya. Evaluasi diberikan dalam bentuk wawancara atau penyuluhan oleh ustadz atau oleh para pembina inabah yang bersangkutan.[18]
[1] Kharisudin Aqib, INABAH (Surabaya : PT Bina Ilmu, 2012), h 175.
[2]M. Solihin, Terapi Sufistik; Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h 123.
[3]M. Solihin, Terapi Sufistik; Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif Tasawuf, 127.
[4] INABAH https://www.suryalaya.org/inabah.html (diakses agustus 2021)
[5]M. Solihin, Terapi Sufistik; Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif Tasawuf., h.128
[6]Gusti Abdurrahman, Terapi Sufistik untuk Penyembuhan Gangguan Kejiwaan (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2010), 77.
[7]Afif Ansori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) h.79.
[8]Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya., h. 23.
[9] INABAH https://www.suryalaya.org/inabah.html (diakses agustus 2021)
[10]Manshur Abdul Hakim Muhammad, Berobat dengan Shalat; Menemukan Keajaiban Shalat untukKesehatan Fisik dan Mental (Solo: Al-Hambra, 2011), h 33.
[11]Ustman Najati, Al-Qur'an dan Ilmu Jiwa, terjemahan: Ahmad Rofi' Usmani, (Bandung: Pustaka,1985), h. 307-308
[12]Djamaluddin Ancok dan Fuat Nashori, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 98-100.
[13]Sagiran. Mukjizat Gerakan Shalat., h. 39
[14]Sagiran. Mukjizat Gerakan Shalat., h. 40
[15]Sagiran. Mukjizat Gerakan Shalat., h. 40.
[16]Sagiran. Mukjizat Gerakan Shalat., h. 41.
[17]Moh. Ali Aziz. 60 Menit Terapi Shalat Bahagia. (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 12), 191.
[18] INABAH https://www.suryalaya.org/inabah.html (diakses agustus 2021)