Dalam suatu sesi terapi, saat Anda berkata pada klien Anda “Bayangkan di depan Anda terdapat sebuah pintu yang besar dan berwarna coklat” maka klien Anda akan melihat pintu tersebut seolah-olah melihatnya dengan kedua matanya. Semakin dalam kondisi trance klien, maka semakin jelas pintu tersebut. Apa yang menyebabkan pintu itu terlihat? Dengan apa klien melihatnya?
Imajinasi berasal dari kata imagination yang dapat diterjemahkan sebagai “penggambaran”. Oleh karenanya, imajinasi itu dapat terlihat karena imajinasi adalah sebuah objek visual.
Meskipun mata kita sedang terpejam, kita masih mampu menghadirkan citra dari sebuah objek. Hal ini dikarenakan oleh informasi visual yang tersimpan di dalam ingatan kita seperti bentuk dan warna. Kita memang menggunakan kedua bola mata untuk melihat, namun kedua bola mata itu berfungsi sebagai reflektor dan lensa. Sementara itu, bagian otak yang memroses informasi visual yang datang dari dunia eksternal adalah kortex visual yang terdapat di bagian belakang. Apa yang kita lihat saat ini merupakan produk dari aktivitas yang terjadi di kortex visual itu, bukan terjadi di mata. Oleh sebab itu, meskipun mata kita terpejam, kortex visual kita masih dapat menghasilkan pola-pola yang kita imajinasikan.
Bayangkan sebuah kamera. Ambil sebuah gambar dan setelah gambar tersebut tersimpan di dalam kartu memory tutup saja lensa tersebut dan Anda masih bisa melihat gambarnya. Hanya saja otak kita jauh lebih kompleks dan canggih jika dibandingkan dengan prosesor kamera. Kita, dengan memanfaatkan otak kita, dapat memanipulasi berbagai data visual untuk menjadi sebuah objek imajiner yang dapat terlihat.
Sugesti yang kita berikan hanya merupakan panduan bagi klien untuk menghadirkan sebuah objek visual di dalam imajinasinya. Agar klien dapat membayangkan atau objek yang kita ingin klien bayangkan dapat terwujud dalam imajinasinya, maka syaratnya adalah klien memang pernah melihat unsur-unsur dalam objek tersebut. Kita juga harus memberikan detil objek untuk membantu klien membangun objek imajinasinya.
Meskipun klien belum pernah melihat “kuda bersayap” bahkan di layar televisi sekalipun, klien masih bisa membangun imajinasi ini karena adanya data visual tentang objek kuda dan juga objek sayap yang merupakan unsur dari burung atau bebek. Jika Anda meminta klien membayangkan sebuah pintu yang besar tanpa memberikan detail lain, maka klien akan membayangkan sebuah pintu besar yang pernah dilihatnya. Warna pintu itu akan muncul secara otomatis dalam imajinasi klien (misalnya hitam) dan tiba-tiba Anda mengatakan “pintu itu berwarna coklat” maka klien akan mengubahnya dan ini sebenarnya sangat mengganggu kelancaran proses imajinasi.
Kunjungi: https://zonahypnosis.wordpress.com