Pikiran manusia memiliki dualisme yang terdiri dari pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Kedua pikiran ini bekerja seiring dan seirama sepanjang waktu dalam hidup manusia secara paralel. Saya nyatakan demikian sebab banyak orang mengira bahwa pikiran bawah sadar bekerja ketika pikiran sadar sedang off. Nyatanya tidaklah demikian. Sering saya kasih contoh dengan cara menjatuhkan pensil ke lantai. Secara sadar saya memutuskan mengambil pensil tersebut. Tetapi cara saya mengambil pensil tentu berbeda dengan cara seorang perempuan feminin mengambil pensil. Saya pastinya akan langsung membungkuk dan memungut pensil tersebut, berbeda halnya dengan perempuan yang mungkin akan menekuk lututnya, bersimmpuh lalu memungut pensil tersebut. Pikiran bawah sadar mengatur pola kebiasaan bagaimana kita melakukakan sesuatu secara in mind. Agar lebih jelas, pada artikel kali ini saya kembali mengupas perihal fungsi pikiran sadar dan bawah sadar
Pikiran sadar (Unconscious Mind) memiliki fungsi antara lain :
- Rasional. Fungsi ini memberikan kita alasan mengapa kita memilih untuk melakukan suatu tindakan.
- Ingatan jangka pendek. Disebut juga ‘short term memory’ yaitu bagian memori yang ‘tidak disimpan’ atau hanya bersifat sementara.
- Kehendak. Fungsi ini terkait dengan kemampuan untuk ‘memerintah’ pikiran bawah sadar.
- Analitis.
- Yaitu melakukan identifikasi terhadap informasi yang diterima melalui penginderaan (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan perabaan) dan juga perasaan (feeling).
- Melakukan komparasi atau membandingkan informasi baru dengan ‘database’ / informasi yang sudah lama tersimpan di dalam memori (informasi bawah sadar).
- Melakukan proses analisis, yaitu terkait menerima atau menolak, positif atau negatif, dan ya atau tidak.
- Menyimpulkan dan mengambil keputusan dengan pilihan yang paling sesuai yang akan berhubungan dengan pikiran bawah sadar berupa respons yang akan dilakukan.
- Faktor kritis. Fungsi ini terkait dengan memeriksa kebenaran data yang akan disimpan di long term memory pikiran bawah sadar.
Analogi pikiran sadar dan bawah sadar : pikiran sadar itu seperti tukang kebun yang sedang menanam tetumbuhan sementara pikiran bawah sadar seperti kebunnya atau tanah yang subur dimana tumbuhan tersebut dapat tumbuh. Pikiran sadar memberikan perintah atau pengelolaan sedangkan pikiran bawah sadar menumbuhkan dan mengembangkan.
Oleh karena itu pikiran bawah sadar terkait dengan :
- Pembentukan kebiasaan. Kebiasaan bisa dipelajari melalui repetisi (pengulangan suatu perilaku hingga menjadi terbiasa) namun juga refleks yang bersifat secara otomatis.
- Emosi, yaitu terkait perasaan atau asosiasi perasaan kita dengan suatu kejadian.
- Ingatan jangka panjang (Long Term Memory). Menyimpan informasi dalam jangka panjang dan memanggil kembali saat dibutuhkan. Dalam kondisi hipnosis, seseorang dewasa dapat mengingat kembali kejadian-kejadian secara detil dan jelas saat ia masih kanak-kanak bahkan saat ia berada dalam kandungan.
- Kepribadian, yaitu karakteristik individu yang terbentuk dari hubungan antara faktor-faktor yang bersifat bawaan dari lingkungan.
- Intuisi, yaitu terkait dengan pemahaman atau perasaan seseuatu tanpa alasan / dasar yang jelas. Berhubungan dengan hal-hal yang bersifat metafisik dan spiritual.
- Kreatifitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru yang unik dan tidak memiliki pola yang jelas.
- Persepsi, yaitu cara pandang kita pada sesuatu hal.
- Belief (hal-hal yang dipercayai) dan value (sistem nilai). Belief adalah sesuatu yang kita yakini sebagai kebenaran dan sifatnya sangat personal. Sedangkan value adalah nilai atau sesuatu yang kita anggap penting bagi hidup kita.
Hipnosis adalah suatu teknik komunikasi yang dirancang dengan baik untuk menembus faktor kritis pikiran sadar manusia sehingga suatu ide / gagasan dapat diterima dan dijalankan oleh pikiran bawah sadar.
Hipnosis juga berarti suatu kondisi dimana faktor kritis pikiran bawah sadar berhasil dilampaui sehingga suatu ide atau gagasan berhasil diterima oleh pikiran bawah sadar dan dijalankan tanpa adanya penolakan yang berarti.
Miskonsepsi tentang hipnosis :
- Hilangnya kesadaran. Orang yang terhipnosis atau dihipnosis seringkali dikira kehilangan kesadaran, padahal mereka seebenaranya dalam kondisi yang sangat fokus dan rileks pada suatu gagasan sehingga mengabaikan stimulus lain yang ada di sekelilingnya.
Contoh kondisi ini adalah seperti pada ; orang yang asyik membaca buku, orang yang sedang fokus mengemudikan kendaraan, asyik melamun, larut pada suatu perasaan tertentu (gembira, riang, sedih dsb), asyik menonton film atau sedang khusyu’ berdoa.
- Menyerah pada kehendak orang lain. Orang awam memiliki persepsi seperti ini sebab teredukasi oleh stage hypnosis yang menampilkan subjek hipnosis yang tampak pasrah diperintah apa saja sedangkan operatornya seolah-olah memiliki otoritas yang sedemikian tinggi sehingga subjek tidak dapat mmelawan kehendaknya.
Pada kenyataannya, seorang subjek hipnosis bisa melepaskan diri dari kondisi trance tersebut kapan saja ia mau. Orang tak bisa dipengaruhi tanpa kesediaan dan kerelaannya. Secara harafiah, kita menyebut orang yang dihipnosis sebagai subjek sebab kondisi tersebut tak akan dapat dicapai jika si subjek tidak bekerja sama dalam menciptakan kondisi tersebut.
Jika subjek diperintahkkan untuk melakukan hal yang tak masuk akal atau membahayakan atau di luar batas value-nya, maka ia bisa keluar dari kondisi trance hipnosis tersebut. Misal saat dihipnosis seseorang diminta untuk mengangkat tangan, ia akan melakukannya. Tetapi jika ia diminta mencuri, sedangkan value di dalam dirinya tidak mengijinkan ia mencuri maka ia tak akan melakukannya.
Oleh sebab itu tidaklah tepat jika orangtua datang meminta anaknya dihipnosis supaya mau belajar. Anak tetap tidak akan mau belajar terkecuali ia menemukan suatu value penting mengapa ia harus belajar.
- Orang yang terhipnosis adalah orang bodoh. Sebaliknya, semakin cerdas seseorang semakin mudah ia masuk dala kondisi trance hipnosis. Alasan yang paling logis adalah hipnosis menggunakan sarana komunikasi baik verbal maupun non-verbal. Hal ini mensyaratkan kecerdasan dan daya tangkap yang cukup memadai bagi seseorang untuk menerima dan memahami sugesti yang diberikan.
Banyak orang cerdas yang memiliki kemampuan menghipnosis dirinya sendiri misal ketika ia hendak menuliskan sesuatu yang menarik bagi dirinya atau ketika ia ingin membaca buku.
- Bisa membuka rahasia. Hipnosis didasari oleh kesediaan dan kerjasama antara subjek dan operatornya. Jika tanpa kesediaan maka tidak mungkin rahasia subjek yang bersangkutan akan terbongkar tanpa kesediaannya.
Oleh sebab itu suatu kekeliruan ketika seorang suami membawa istrinya untuk dihipnosis (atau sebaliknya) agar mau mengakui perselingkuhannya.