Teringat beberapa waktu lalu ketika menghadapi anak yang "kerasukan". Setelah sampai di tempat, saya melihat si anak berteriak teriak, bahkan katanya sebelumnya mengamuk. Sayapun ambil tindakan, saya tenangkan dia, say yakinkan dia bahwa dia aman dengan saya, bahwa saya akan membantunya. Lalu si anak mulai tenang, tapi masih belum dibangunkan.
Tapi, belum selesai saya "sembuhkan", tiba tiba seorang kakek yang dianggap "orang pintar" datang, kemudian memijit jari si anak dengan sekeras kerasnya, sehingga si anak berteriak teriak kesakitan. Hingga setelah beberapa saat kemudian si anak terbangun alias "sembuh". Tapi, saya merasa sangat kasihan. Karena jarinya yang dipijit terlihat sangan merah. Dan si anak juga merasa kesakitan.
Apakah si kakek benar benar sakti?
Apakah cara yang dilakukan si kakek bisa juga kita lakukan untuk menangani kerasukan?
Jawabannya:
kalau pertanyaannya sakti atau tidak, bisa iya bisa tidak. Sakti itu kan sesuatu yang bisa dilakukan orang lain tapi tidak bisa kita lakukan dan "aneh" buat kita.
Nah.. buat beberapa orang mungkin "sakti", tapi buat saya biasa saja. Why? Karena itu memang biasa. 🙂
Lalu apakah itu memang cara yang bisa dilakukan untuk menangani kerasukan?
Ya, bisa saja. dan bisa dilakukan oleh siapa saja. termasuk anda.
Benarkah?
Ya, banar! Begini, "kerasukan" dalam pemahaman kita, pelaku hipnosis dan psikolog, bukanlah karena seseorang dirasuki jin, tapi karena dia sedang "kabur".
Kabur?
Ya! Kabur!
Ketika seseorang sedang dalam tekanan mental, sedang dihadapkan dengan kenyataan yang berat bagi dia, maka orang itu punya dua pilihan, yaitu hadapi atau kabur. Dan ketika memilih kabur, maka diapun punya dua pilihan, lari ke tempat lain, atau lari ke dalam dirinya (alam bawah sadarnya).
Ketika dia lari ke dalam dirinya ini kemudian bisa memunculkan banyak tindakan, tergantung emosi yang menguasainya. Bisa menangis, berteriak, tertawa, dan semua ini terlihat tanpa sebab. Tapi yang jelas, dia kehilangan alam sadarnya. Inilah yang oleh kebanyakan orang disebut “KERASUKAN”.
Ketika dia lari ke dalam dirinya, disana dia merasa aman, lebih nyaman daripada di dunia nyatanya, dimana di dunia nyata dia harus berhadapan dengan masalah yg dia hadapi, sedangkan di alam bawah sadanya dia tidak ada masalah. Sehingga dia betah di sana.
1 hal yang perlu dicatat:
ORANG KERASUKAN MASIH BISA MENDENGAR DAN MERASAKAN ORANG ORANG DI SEKITARNYA
sehingga, jika kita berbicara, dia pasti bisa mendengarnya, walaupun tidak ada respon yang diberikan.
Nah, untuk mengatasi hal ini, ada tiga jalan yg bisa kita lakukan untuk menyadarkannya.
1.
Buat dia tenang. Yakinkan dia bahwa dia aman dan nyaman setelah dia bangun nanti. Buat dia merasa kamu pasti membantunya. Intinya buat dia merasa nyaman untuk kembali ke alam sadarnya. Ini bisa dilakukan dengan berbicara dan menyentuhnya atau merangkulnya.
2.
Ingat, dia lari ke dalam dirinya untuk menghindari tekanan mental / masalanya yang berarti rasa tidak nyamannya. Nah, kita bisa membuat keadaan yang sebaliknya. Buat dia justru tidak nyaman ketika sedang di alam bawah sadarnya. Bisa dengan menyakitinya dan memintanya untuk sadar (biasanya orang2 dulu mengatakan "ayo jin! keluar dari dirinya!"). Lakukan itu sampai dia merasa sangat tidak nyaman dan akhirnya kembali ke alam sadarnya. Inilah yang dilakukan si kakek tadi. Tapi tentu saja ada resikonya. Salah satunya adalah rasa sakit di badannya akibat "penyiksaan" yang diterimanya ketika dia sedang "kerasukan" tadi. Bahkan, dari pengalaman, pernah ada murid yang sampai luka dan lebam badannya. Sembuh sih sembuh. Tapia da sakit lain yang harus ditanggungnya.
atau, gunakan cara yang ke tiga:
3.
Biarkan saja. Jangan diapa apakan, jangan diajak bicara. Sudah biarkan saja. Nanti dia akan bangun sendiri. Tapi, ada resikonya juga, yaitu takutnya malah jadi semakin berat. Maksudnya? ada yang namanya "Comma State", dimana dia lari ke alam bawah sadarnya yang paling dalam dan disana yang dia rasakan hanya euforia, kebahagiaan. Sehingga dia merasa nyaman disana dan enggan untuk kembali ke alam sadarnya. Dan akhirnya dia terus berada disana. Ini yang disebut dengan kondisi "KOMA".
Nah…
Jadi, mitos ini sebenarnya bukan mitos, tapi fakta, adan masuk akal kalau dikaji. Dengan memijit keras keras orang yang kerasukan akan membuatnya sadar kembali. Tapi tentu saja, dengan resiko yang saya sebutkan di atas.
Lalu apa yg seharusnya kita lakukan?
Hal yang paling tepat menurut saya adalah cara yang pertama. Membuatnya tenang dan meyakinkan bahwa dia pasti nyaman setelah dia sadar annti. Mungkin memang butuh waktu untuk menyadarkannya, tergantung kepada “kesaktian” kita dalam meyakinkan dia.