Tiap orang memang memiliki kemampuan memasuki kondisi hipnosis yang berbeda, tapi dalam hipnoterapi seorang hipnoterapis dituntut untuk bisa memandu klien masuk ke kondisi trance yang dalam, tanpa membedakan sugestibilitas kliennya, betul? Yap….
Beberapa Minggu lalu saya berkesempatan memiliki klien yang sulit di pandu, progresif relaksasi dilakukan, tak ada tanda-tanda sedikitpun kalau klien saya ini trance, byarrrrr!!!!!!!! Runtuh kepercayaan diri saya.
Sesi pertama memang saya banyak gunakan untuk melatih diri klien untuk mengalami fenomena trance, selain membangun rapport, menggali masalah dan solusi yang ingin dicapai klien. Seminggu setelahnya, sesi kedua pun telah dijadwalkan, selama seminggu saya berfikir teknik apa yang tepat dan sesuai dengan klien saya yang satu ini.
Entah kenapa ide itu muncul saja dari kepala saya, Alhamdulillah Allah memberikan petunjuk. Yang saya lakukan sangat berbeda dari klien yang sering datang kerumah saya. "Mba kalau mau tidur lebih nyaman dzikir atau baca surah?"
Dia pun menjawab, "Saya lebih suka membaca surah mas, Alfatihah, 3 Qul (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas) disambung dengan ayat kursi," Singkat cerita inilah "pintu masuk" saya memandu klien untuk masuk ke kondisi hipnosis, tebak apa yang terjadi? Klien dengan sangat mudah trance, dan sangat dalam.
REM (Rapid Eye November), muka pucat, meneguk liur, nafas pelan/nafas perut, suara pelan saat di regresi mundur menjadi parameter saya mengatakan klien berada di kondisi yang sangat dalam.Emosi pun dapat dirilis, walaupun negosiasi alot karena klien tidak mau memaafkan orang yang berbuat tidak senonoh dengannya sewaktu kecil, syukur sesi kedua berjalan dengan baik dan sesuai harapan saya.
Mudahan cerita terapi ini bisa menginspirasi teman teman dalam menyesuaikan teknik dengan believe klien.
Salam
Aditya Lesmana | Samarinda