"Pah, kok Ara makan sayur?", tanya Syifa, anak sulung saya ketika menyadari adiknya yang selama ini menolak makan sayur, sedang asyik menikmati lumpia basah. Lumpia basah adalah makanan kekinian yang berasal dari Bandung, yang biasanya dijual bersama dengan jenis urban food lainnya yaitu Seblak. Komposisi lumbas terdiri dari bengkoang, tauge, telur dll. Jangankan makan tauge, biasanya kalau makan martabak saja Ara akan memisahkan daun bawang dari telur dan daging pengisi martabak tadi. Bisa dibayangkan ribetnya khan?
Akhir-akhir ini saya memang menyaksikan kalau Ara mulai makan wortel di dalam sayur sop, caisim di dalam bakso atau mie ayam. Dan dia juga mulai menikmati martabak seutuhnya. Padahal sebelumnya, dia sangat menolak semua jenis sayur tersebut.
"Sst, jangan dikomentari Teh, nanti dia 'alergi' sayur lagi loh", kata saya menimpali pertanyaan anak sulung saya tadi. Ajaibnya Ara malah menoleh sambil berkata, "Emang kenapa kalau Ara makan sayur. Sayur itu baik untuk kesehatan tahu. Kata temen Ara kalau cewek ga suka makan sayur nanti anaknya bisa cacat"
***
Wow, ternyata sudah terjadi belief changing dalam pikiran anak tengah saya itu. Apa pasal? Saya yakin Anda semua juga penasaran khan? Mau tahu rahasianya? Mau tahu aja apa mau tahu banget?
Baiklah, saya akan ceritakan apa yang terjadi pada Ara, yang selama 16 tahun tidak suka makan sayur, dan sekarang tetiba saja dia bisa menikmatinya. Pasti Anda menduga bahwa saya menghipnosis Ara!
Dan dugaan Anda tadi tidak salah. Dengan satu dan dua teknik dalam keilmuan hipnosis, kita mampu mengubah sebuah behavior seseorang. Anak saya yang dulu menolak makan sayur, sekarang dengan sendirinya dia akan menikmati sayur mayur itu. Sederhana bukan?
"Sederhana dari Hongkong? Anda khan memang praktisi hipnosis? Lha kami orang awam ini, apa juga bisa melakukannya?", pasti itu tanya yang berkutat di pikiran Anda semua yang membaca tulisan ini. "Belajar hipnosis itu sulit!", mungkin itu juga keyakinan sebagian besar dari Anda.
Hehehe sabar atuh. Jangan jadi pentol korek gitu. Mudah banget tersulut, kayak si anu saja…..
***
Sidang Pembaca yang budiman, sebenarnya proses hipnosis merupakan sebuah fenomena alamiah yang terjadi pada diri kita setiap hari. Kondisi seseorang ketika memasuki alam hipnosa biasa disebut dengan trans (trance). Dan seseorang disebut trans ketika gelombang pikiran saat itu berada di frekuensi alfa atau teta. Dalam kondisi ini sugesti yang sesuai dengan keyakinan seseorang akan dengan mudah ditanamkan, sehingga menjadi sebuah kebiasaan baru ketika mereka 'terbangun'.
Terdapat 4 kelompok besar gelombang pikiran manusia:
• Beta (14 – 24 CPS)
Aktivitas otak normal. Dalam keadaan ini manusia dapat berpikir secara multitasking (5 sd 9 hal sekaligus). Tidak sugestif
• Alfa (7 – 14 CPS)
Saat pikiran mulai memasuki keheningan. Dalam keadaan ini fokus pikiran mulai sedikit. Sugestif
• Teta (3.5 – 7 CPS)
Saat pikiran memasuki kondisi yang sangat hening, atau kondisi bermimpi. Dalam keadaan ini fokus biasanya tunggal. Sangat sugestif
• Delta (0.5 – 3.5 CPS)
Saat kondisi tidur lelap, tanpa mimpi. Tidak sugestif.
***
Dari pemaparan gelombang pikiran di atas, kita bisa melihat bahwa hanya dua gelombang yang sugestif, yaitu alfa dan teta tadi. Diperlukan keahlian khusus untuk menurunkan gelombang dari Beta menuju Alfa/Teta. Dalam ilmu hipnosis tekniknya disebut dengan induksi (induction). Teknik ini yang dirasa sebagai sebuah teknik yang sulit untuk dikuasai. Namun coba perhatikan susunan gelombang pikiran di atas. Kalau ada sebuah teknik untuk menurunkan gelombang pikiran dari Beta menuju Alfa, tentunya ada juga teknik untuk menaikkannya dari Delta (tidur nyenyak) menuju Teta? Bukankah setiap hari semua orang pasti tertidur? Berarti secara alamiah setiap hari kita berada di gelombang Teta? Tepat sekali Kawan!
Itulah yang saya maksud bahwa proses hipnosis merupakan sebuah fenomena alamiah yang terjadi pada diri kita setiap hari. Sesuai dengan jumlah putaran per detiknya, gelombang pikiran itu bekerja dengan urutan.
Artinya untuk menuju ke Teta, kita mesti melalui Alfa. Demikian juga sebaliknya, dalam kondisi Delta (tidur) untuk menuju Beta (bangun), kita juga perlu melalui Teta dan Alfa. Artinya setiap hari kita selalu pernah berada dalam kondisi trans (yang sugestif), yaitu menjelang tidur dan menjelang bangun tidur. See?
***
Dalam disiplin ilmu hipnosis, kondisi menjelang tidur dikenal sebagai hypnogogic, sedangkan kondisi menjelang bangun tidur disebut hypnopompic. Dalam kedua kondisi tersebut seseorang memiliki tingkat sugestivitas lumayan tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan guna mengubah belief mereka.
Nah, meski saya seorang praktisi hipnosis, namun justru teknik yang saya gunakan adalah hypnopompic. Setiap bangun pagi, saya berbagi tugas dengan istri saya. Dia ke dapur untuk menyiapkan bekal anak-anak untuk sekolah, sementara saya akan membangunkan tiga anak kami. Maka saat we time itu saya jadikan momen yang bagus untuk 'menasehati' ketiga anak saya tadi.
Berikut tekniknya:
1. Tepuk dengan halus pipi anak kita, atau kalau dia sedang tidur miring, gerakkan kepalanya sehingga menghadap atas. Tunggu reaksinya seperti sedang menggeliat. Biasanya sambil mengeluarkan suara, 'aaaarghh'.
2. Panggil nama kesayangannya, dan katakan keberadaan Anda saat itu. "Ara cantik, ini Papa. Kalau bisa dengar suara Papa coba anggukkan kepalamu Cantik" Sambil menunggu responnya, coba perhatikan bola matanya akan bergerak-gerak di balik kelopak matanya, seolah dia mau membuka mata. (Dalam hipnosis, fenomena ini disebut REM atau Rapid Eye Movement)
3. Ketika anak Anda sudah memberikan respon dengan anggukan (bisa juga minta dia menggerakkan telunjuk tangannya), atau gerakkan di telunjuk tangan, apalagi dilengkapi dengan REM, itu tanda dia sedang berada di gelombang Teta atau Alfa. Minta dia untuk tetap berada dalam kondisi tersebut dengan mengatakan, "Bagus, anak Papa cantik. Untuk sementara tetaplah berada pada kondisi ini ya Cantik" Sesekali sambil elus lembut kepalanya.
4. Inilah saat yang tepat untuk memberikan sebuah sugesti. Syarat sugesti yang powerful:
– Kalimat positif (tidak ada kata jangan atau tidak)
– Personal
– Mengandung gaya bahasa metafora
– Pola waktu sekarang atau progresif
– Diulang beberapa kali
Contoh:
'Mulai sekarang dan seterusnya Ara Cantik menyukai makan sayur mayur. Kalau Ara setuju coba ngangguk. Wortel, tauge, sawi, caisim dan sebagainya itu rasanya enak. Enak seenak ayam goreng kesukaan Ara. Kalau Ara setuju coba ngangguk, dst" Boleh ditambahkan sebuah alasan kenapa dia perlu melakukan hal yang kita sugestikan. "Ara tahu khan bahayanya cewek yang tidak suka sayur? Nanti kalau punya anak maka anaknya bisa cacat. Maka mulai sekarang Ara menyukai sayur mayur. Kalau Ara setuju coba ngangguk cantik…"
5. Ketika sudah mengulangi beberapa kali kalimat sugesti ini dan anak kita juga sudah memberikan respon berupa anggukan kepala atau gerakkan telunjuk, maka kita bisa membangun anak kita. Dalam hipnosis proses ini disebut terminasi atau emerging. Termimasi mesti dilakukan secara bertahap, progresif sambil diberikan lagi pesan pemberdayaan diri. "Dalam hitungan ketiga nanti, Ara akan membuka mata. Bangun dengan membawa perasaan segar bugar, penuh percaya diri dan entah kenapa langsung ingin seger menunaikan ibadah shalat subuh. Satu…. dua… dan tiga. Bangun yuk anak Papa cantik"
***
Bagaimana Kawan, gampang apa gampang? Asyik apa asyik? Ya semudah itulah ternyata membuat seseorang trans untuk kemudian mengubah beliefnya.
Namun jangan Anda percaya tulisan saya ini sebelum mencobanya.
Belum puas? Masih ingin tahu teknik lain seperti induksi tadi?
Gampang, daftar saja di Workshop 'Find The Hypnotist in YOU!' yang secara rutin saya selenggarakan di Cafe Therapy Bogor
Tabik
– haridewa –
Professional Hypnotherapist
Happiness Life Coach
FB: Hari Dewanto