Kelenjar saliva dapat dirangsang dengan berbagai cara, termasuk dengan rangsang psikis seperti yang dikemukakan oleh Cole dan Easton, 1994 :
-
Rangsangan mekanis, misalnya dengan mengunyah makanan keras dan permen karet.
-
Rangsangan kimia, misalnya oleh rangsangan rasa, seperti rasa asam terutama asam sitrat, rasa manis terutama sukrosa dan glukosa, rasa asin, pahit, dan pedas.
-
Rangsangan psikis, misalnya dengan membayangkann makanan enak, stres dapat menghambat sekresi, sedangkan ketegangan dan kemarahan dapat menstimulasi sekresi.
-
Neuronal, misalnya kolinergik melalui asetil kolin, adrenergik melalui noradrenalin (melalui α dan β reseptor)
-
Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, protesa dapat menstimulasi sekresi saliva
Rangsangan psikis (poin no 3) dapat distimuli oleh pikiran bawah sadar manusia. Hipnosis merupakan salah satu cara atau "alat" untuk membantu mengarahkan pikiran bawah sadar manusia. Sebelum melangkah lebih lanjut, untuk memahami bagaimana hipnosis dapat menstimuli salah satu fungsi fisik, dalam hal ini sekresi saliva, kita dapat melakukan percobaan kecil berikut ini :
-
Dalam keadaan santai dan tenang, bayangkan di hadapan kita ada sepiring buah yang paling asam yang pernah kita makan. Pengalaman penulis buah yang sangat asam adalah kedondong muda. Kedondong tersebut sudah dikupas dan dipotong-potong. Kita ambil kedondong itu sekarang, dan langsung masukkan kedalam mulut kita. Kita gigit, terdengar suara gigi kita menggigit kedondong, terasa cairan yang keluar dari kedondong.. rasanya sangat asam.. enak sekali.. semakin kita gigit, biarkan di dalam mulut, semakin terasa asam. Sekarang air liur kita keluar, semakin banyak dan banyak.
-
Buka mata kita, dan rasakan apakah air liur atau saliva kita tadi keluar lebih banyak dari sebelumnya? Jika jawabannya adalah YA, berarti kita sudah berhasil mengendalikan fungsi sekresi saliva kita dengan hipnosis.
Berbagai literatur juga mengemukakan bahwa volume saliva dipengaruhi pula oleh stres dan kondisi psikis. Haskell dan Goyfard mengemukakan bahwa gangguan emosional seperti stres, putus asa, dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Rasa cemas dan depresi juga dapat menyebabkan penurunan aliran saliva dan xerostomia. Kondisi stres akut juga menyebabkan perubahan signifikan pada saliva seperti penurunan pada pengeluaran IgA dan peningkatan amylase pada saliva. Hal ini disebabkan oleh keadaan emosional dari sistem saraf outonom dan menghalangi sistem saraf simpatis dalam sekresi saliva.
Dapat disimpulkan, bahwa kondisi psikis yang distimuli oleh pikiran bawah sadar dapat mempengaruhi sekresi saliva. Dengan kata lain, bahwa pikiran bawah sadar dapat mempengaruhi fungsi fisik manusia itu sendiri.
Supaya fisik manusia dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang seharusnya, maka pikiran bawah sadar manusia harus "diprogram" sedemikian rupa sehingga dapat memberikan stimulus yang positif terhadap fisiknya. Hipnosis merupakan salah satu cara untuk membantu mengarahkan pikiran bawah sadar manusia supaya bisa menunjang dengan baik fungsi fisiknya.