Sebagaimana yang kita ketahui Indonesia akhirnya berhasil mendapatkan emas di Olympiade Rio dari cabang olahraga bulutangkis melalui pasangan ganda campuran Indonesia yaitu Owi dan Butet. Tentu saat ada rasa lega, bahagia dan terharu karena setelah berjuang dan bermain penuh semangat akhirnya mereka dapat menyelesaikan pertandingan tersebut dengan kemenangan yang meyakinkan. Apalagi pada saat pertandingan tersebut masih diliputi suasana peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-71 sehingga prestasi ini sekaligus menjadi kado yang sangat istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun dibalik itu semua ada hal yang menggelitik yang belum terjawab dimana ada rasa keprihatinan terhadap pencapaian medali yg di peroleh apalagi emas. Sepanjang kita mengikuti ajang kejuaraan antar negara ini belum ada perubahan yang significant dalam raihan medali terlebih dari cabang olahraga yang lain.
Rasanya sudah bukan alasan lagi jika hanya menjadi peserta pelengkap atau partisipan biasa. Rentang waktu yang cukup lama sebagai peserta ajang ini sudah seharusnya bisa menbuat kita menjadi peserta yang diperhitungkan dan disegani. Pengalaman yang sudah kita rasakan adalah modal dasar kita untuk mencapai target yang lebih tinggi.
Tentunya kita tidak perlu mencari kambing hitam atas apa yang sudah dicapai selama ini. Yang kita perlukan saat ini adalah segera melakukan evaluasi mendalam dan komprehensif terhadap program yang telah direncanakan dan dijalankan. Kita harus mencari apa sebenarnya menjadi akar masalahnya dan bagaimana solusinya. Jika kita mau jujur sebenarnay pada bidang-bidang olahraga tertentu kita tidak kalah kelas atau tertinggal jauh, bahkan bisa dikatakan sudah selevel baik secara teknik, peralatan, infrastruktur maupun persiapan. Namun kenapa hasilnya berbeda? Nah justru disinilah akar masalah yang jarang disentuh untuk ditangani secara serius oleh para pelaku olahraga dan pemangku kepentingan di negara ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa keberhasilan seorang sangat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu mental, fisik dan skill. Nah disinilah hal yang mendasar yang jarang disentuh (dianggap sepele) dalam pengelolaan olahraga di negara kita yaitu masalah mental (spirit) sebaliknya kita terlalu berfokus pada teknis tapi lupa dengan hal yang prinsip. Mengapa dikatakan faktor mental mempunyai pengaruh yang besar bila dibandingkan dengan fisik atau skill yang dimiliki oleh seorang atlet? Kesiapan fisik ataupun skill yang matang akan dipengaruhi bila mental seorang atlet bermasalah. Seperti disaat kondisi mental seorang atlet sebelum pertandingan, bila tidak berada dalam keadaan mental yang bagus maka performanya akan sangat terpengaruhi walaupun fisik dan skill yang dimilikinya tidak memiliki masalah.
Kesiapan mental seorang atlet sebelum melaksanakan pertandingan sebaiknya mendapatkan perhatian khusus, karena seringkali mental seorang atlet terpengaruhi oleh keadaan sekitar yang berpotensi untuk menjatuhkan mental yang bisa saja dipicu dari lawan tanding maupun supporter lawan dalam pertandingan. Dari sinilah hypnosis dapat digunakan untuk menanamkan sugesti positif yang dapat membantu meningkatkan motivasi para atlit sebelum dan selama pertandingan berlangsung.
Untuk mengatasi persoalan mental atlit ini ada banyak metode yang efektif yang bisa diterapkan salah satunya adalah Hypnosis. Hypnosis yaitu sebuah metode alamiah yang menekankan pada aspek sugesti alam bawah sadar (subconscius mind). Salah satu aplikasi hypnosis yang efektif untuk diterapkan pada seorang atlet yaitu dengan menanamkan anchor.
Anchor diartikan sebagai jangkar emosi, dimana seorang atlet dibimbing oleh seorang hypnotist/hypnotherapist untuk memasuki kembali pengalaman disaat dia sedang berada dalam puncak performa-nya dan kemudian dijangkarkan (anchor) pada bagian tubuhnya yang dapat dipicu sebagai saklar untuk mengaktifkan kembali state positif yang telah dijangkarkan. Anchor juga dapat dibuat secara mandiri, ada 3 prinsip dasar yang dapat diperhatikan dalam membuat anchor, yang pertamamemiliki sifat yang unik, intensitas emosi yang tepat dan waktu yang tepat. Selain anchor, seorang atlet juga dapat mempelajari teknik self hypnosis (meng-hipnosis diri sendiri) untuk dapat melakukan pemrograman pikiran bawah sadarnya.
Dengan apliksi ini setiap atlit akan dibimbing dan berikan therapy untuk dapat menemukan sendiri sumber kekuatan dalam dirinya sendiri. Metode ini sudah banyak diterapkan diberbagai bidang dengan hasil yang signifikan. Jika hal ini dilakukan insallah akan ada perubahan prestsi yang lebih baik dan konsisten dimasa yang akan datang. Semoga Indonesia Bisa..! ( Disarikan dr berbagai sumber & pendapat pribadi ) Oleh: Ruddwise Darmawan, SE.,CH., CHt.