Ternyata hati manusia adalah inti dari segala vibrasi energi yang terpancar dan bisa dirasakan oleh makhluk lain, tidak terkecuali dengan binatang buas dan binatang melata. Getaran (vibrasi) hati terpancar lewat mata dan berbagai vibrasi mikro dari tubuh manusia yang bisa ditangkap oleh binatang tersebut. Sengaja penulis menggunakan kata binatang bukan hewan sekadar untuk menunjukkan bahwa makhluk yang dimaksud bersifat liar dan sebagian di antaranya berpotensi besar membahayakan manusia.http://masterholistic.com
Berikut adalah kisah nyata yang dialami penulis saat berhadapan dengan seekor ular hijau berbisa di sebuah perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi saat masih bekerja di daerah Pendopo, Prabumulih, Sumatera Selatan lebih dari 10 tahun lalu. Pada saat dilakukan stock opname di warehouse, penulis yang juga berprofesi sebagai Akuntan, pagi itu memasuki ruang administrasi gudang untuk memulai melakukan pemeriksaan stok barang. Kaget rasanya ketika melihat ada beberapa orang rekan kerja kurang lebih empat orang sedang memegang beberapa benda seperti batu, bambu dan kayu di dekat kursi kepala gudang yang saat itu hendak digunakan penulis. Mereka terlihat maju mundur saat mengepung ular hijau yang panjanganya kurang lebih satu meter itu.
Aneh, sekalipun jelas yang dihadapi adalah seekor binatang berbisa. namun ketika melihat ular itu merasa kasihan dan ingin sekali membantu ular tersebut untuk bisa keluar dari ruang itu dengan selamat. Hanya yang terpikir dalam benak penulis adalah bahwa ular hijau ini begitu 'cantik' sebagai ciptaan dari Tuhan YME, mungkin saja ia 'terjebak' di sana tanpa sengaja dan tidak pantas untuk dibunuh. Penulis perlahan mendekati rekan-rekan penulis yang berada di dekat ular tersebut dan secara refleks mengambil bambu yang dipegang oleh rekan yang berada di sebelah kanan penulis, lalu berusaha mendekati ular hijau tersebut. Dalam hati penulis hanya mohon perlindungan dari Tuhah YME dan berniat untuk membantu ular tersebut agar bisa keluar dari tempat itu. Penulis sama sekali tidak pernah mempelajari ilmu pawang ular atau klenik dari dukun atau paranormal, namun entah dari dalam diri penulis sama sekali tidak ada rasa takut bahkan penulis bisa merasakan rasa tenang dan damai saat hendak memindahkan ular tersebut.
Perlahan-lahan bambu tersebut penulis dekatkan dengan ular tersebut dan ular tersebutpun merayap naik sampai dekat sekali dengan tangan penulis. Ekornya dibelitkan di bambu tersebut dan cukup terasa getarannya di bambu saat itu. Kepala ular itu nampak berdiri (seperti kobra) dan menatap ke penulis. Kemudian penulis meminta salah seorang rekan untuk membukakan pintu, namun iapun 'kabur' karena takut diserang ular tersebut. Terpaksa penulis membuka sendiri pintu ruangan itu sekalipun ular itu masih berada bambu yang dipegang di tangan kanan penulis.
Alhamdulilah akhirnya penulis bisa membawa ular hijau itu keluar dan setelah berjalan kurang lebih lima belas meter dari gudang, penulis meletakkan ular tersebut di rerumputan yang ada di luar gedung kantor. Saat meletakkan bambu itu ke tanah, ular hijau itu nampaknya terus menatap penulis selama beberapa saat sampai penulis mengucapkan secara lembut, "kembalilah ke keluargamu…", baru semenit kemudian dia turun dari bambu itu dan merayap pergi ke rerumputan.
Dari yang dialami penulis ini, mungkin di sini bisa penulis berbagi hikmah sebagai berikut:
- Binatang buas/ melata sebenarnya memiliki perasaan yang sangat kuat dan mampu menangkap vibrasi energi yang kita pancarkan dari tubuh kita
- Ketika kita melihatnya dengan 'hati' yang penuh kasih sayang, binatang pun merasakan tenang dan damai. Biasanya binatang seperti ular ini merasa terganggu bila ia menangkap adanya 'ketakutan', 'kebencian', 'keinginan membunuh' dan sebagainya yang kita pancarkan. Mereka hanya berusaha mempertahankan diri sehingga setiap gerakan (mikro dan makro vibration) termasuk 'tindakan ceroboh' yang berpotensi mengusik mereka, akan mendapatkan respons yang mematikan.
- Semua makhluk sebenarnya memiliki keinginan untuk bertahan hidup (survive), sama dengan manusia oleh sebab itu seyogyanya kita memperlakukan mereka juga dengan baik dan penuh kasih sayang.
Bagi sebagian orang mungkin kejadian ini berbau mistis, dan sebagian lagi mungkin melihatnya dari sudut pandang ilmiah. Terlepas dari segala sudut pandang kita, seyogyanya kita bisa lebih membiasakan diri hidup harmonis dengan lingkungan dan makhluk apapun di sekitar kita agar kita bisa menjadi lebih bijak dalam berpikir dan berbuat, tanpa didasari oleh prasangka buruk.
Semoga artikel ini bermanfaat dan kita bisa memetik hikmahnya bersama-sama. Amin.