(Hypnotherapy terhadap rasa bahagia)
Betapa sering kita merasa bahagia karena hal-hal yang kita senangi maupun karena mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi tahukah kita bahwa kebanyakan perasaan bahagia kita mayoritas adalah bahagia yang sementara, ukuran kebahagian tidak pernah berdasarkan kuantitas dan itu yang menyebabkan mengapa orang yang kaya tidak menjamin tingkat kebahagiaan mereka lebih tinggi dari orang yang miskin dan orang yang berpendidikan tinggi tidak menjamin tinggkat kebahagiaan mereka lebih tinggi daripada orang yang berpendidikan rendah.
Cobalah kita berpikir dan bayangkan bahwa ada dua buah foto atau gambar yang keduanya sama-sama diri kita yang sedang memegang sebuah piring. Gambar dibawah adalah kita yang sedang memiliki kue satu bulatan utuh dan kita sangat menyukai kue tersebut akan tetapi bayangkan apa yang terjadi apabila kue tersebut hilang satu potong kemungkinan terbesar kita akan bertanya kemana sepotong kue kita yang utuh tadi ini adalah analogi orang yang tidak bersyukur.
Kemudian foto atau gambar kita diatas adalah kita yang sedang memegang piring kosong dengan perasaan dan keinginan yang tinggi untuk memiliki kue dan dalm keadaan yang sangat lapar luar biasa, kemudian piring kosong tadi berisi sepotong kue yang hanya sepotong dan dalam pikiran kita mendapatkan kue lezat sepotong itu sangatlah sulit dan saat kita memilikinya kita akan sangat senang sehinga ini adalah analogi orang yang bersyukur.
Maka dengan demikian sesuai cerita diatas bahwa kebahagiaan bukan berdasarkan apa dan seberapa banyak yang kita miliki akan tetapi berdasarkan seberapa besar kita bersyukur terhadap apa yang kita miliki, itulah yang membuat derajat hati sesorang bisa berbeda.
Selanjutnya hal kedua adalah bahwa ukuran bahagia tidak dinilai berdasarkan apa yang kita miliki tapi berdasarkan apa yang kita gunakan, bayangkan dan fikirkan diri kita yang pertama adalah diri kita yang memiliki banyak harta dan ilmu akan tetapi harta yang kita miliki hanya kita pendam dan kita gunakan sendiri, ilmu yang kita miliki hanya kita gunakan untuk kepentingan diri kita sendiri yang kemudian dengan harta dan ilmu yang kita gunakan untuk diri sendiri tersebut tidak menolong dan membantu orang lain dengan harta dan ilmu yang kita milki sehingga menjadi sia-sia saja. setelah kita bahagia maka bahagia kita hanya akan sementara,
Kemudian bayangkan dan fikirkan yang kedua adalah diri kita yang memiliki harta dan ilmu yang seadanya tidak berlebih akan tetapi harta dan ilmu yang kita miliki senantiasa kita gunakan dan keluarkan untuk kebaikan bersama orang lain dan orang banyak sehingga dengan harta dan ilmu yang kita miliki tersebut kita dapat membantu dan meniolong diri kita sendiri dan orang lain sehingga harta dan ilmu yang kita miliki akan terus bertambah juga kebermanfaatan yang kita sebarkan atas harta dan ilmu kita memberikan dampak yang positif yaitu senantiasa bertambahnya harta dan ilmu kita serta selalu dalam limpahan pertolongan oleh Allaah melalui orang lain sebagaimana kita membantu dan menolong orang orang tersebut. Selain itu bahagia yang kita rasakan tidak akan ada hentinya bahkan sampai kita meninggalkan dunia amal dari harta dan ilmu yang kita bagikan akan terus dipergunakan sehingga menjadi ladang amal yang tidak ada putusnya yaitu sedekah jariah dan ilmu bermanfaat yang diajarkan yang dapat memberikan kebahagiaan hakikat yaitu Keselamatan.
Mustiar Mtnfz, C.H, C.Ht