Ketika saya membayangkan akan menulis artikel mengenai phobia, saya selalu teringat salah seorang teman SMA saya dulu (sebut saja Adel) yang memiliki phobia terhadap suatu hal. Sedikit bocoran, phobia yang dialami oleh Adel merupakan sesuatu yang sangat langka dan belum pernah saya temukan sebelumnya.
Sebelum anda melanjutkan membaca artikel, yuk kita sedikit bermain tebak-tebakan! Saya ingin anda menebak phobia apa yang dimiliki oleh teman saya, Adel.
Pikirkan satu macam phobia! Phobia kecoa? Cicak? Ulat bulu? Ular? Kucing? tikus?
Atau, phobia terhadap situasi tertentu? takut bicara di depan umum? takut ruangan sempit dan gelap? takut keramaian? Sudah?
Dan, sekarang saya akan memberi tahu jawabannya.
. . . . . . . . . .
Anda pasti tidak akan menyangka saya akan mengatakan bahwa, Adel memiliki phobia terhadap lagu daerah yang berjudul Es Lilin!
Ya, anda tidak salah baca! Adel punya ketakutan irasional terhadap lagu Es Lilin! Anda familiar dengan lagu tersebut?
Waktu itu, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika ada seseorang yang menyanyikan lagu tersebut, Adel secara spontan langsung berteriak ketakutan sambil menutup kedua telinganya. Begitu saya tahu bahwa Adel memiliki phobia terhadap lagu Es Lilin, saya sangat terkejut karena saya baru pertama kali mendengar phobia seperti itu. Biasanya seseorang takut kecoa dan cicak. Lho, ini bisa takut dengan lagu Es Lilin?
Mungkin kalimat di bawah ini juga ada di dalam pikiran anda sekarang.
“kok bisa ya takut sama lagu Es Lilin?”
Waktu itu, saya akhirnya bertanya kepadanya apa yang membuat ia takut dengan lagu Es Lilin dan akhirnya ia bercerita kepada saya. Ternyata penyebab phobia bermula ketika waktu Adel masih kecil, disaat ia pernah menonton suatu film horror.
Kita semua mengetahui, dalam film horror pasti selalu ada adegan penampakan sosok-sosok hantu yang sangat menakutkan dan menyeramkan. Dan ternyata, lagu Es Lilin merupakan salah satu backsound yang diputar pada film horror tersebut.
SIMSALABIM! Sejak saat itu, terbentuklah suatu jangkar psikologis (anchor) antara lagu Es Lilin dan sosok hantu yang menakutkan di film tersebut. Sehingga, setiap kali ia mendengar lagu Es Lilin, secara otomatis perasaan takut selalu muncul dalam dirinya.
Berdasarkan DSM-IV-TR, phobia dapat didefinisikan sebagai berikut
“marked and persistent fear that is excessive or unreasonable, cued by the presence or anticipation of a specific object or situation . . .”
(Ketakutan yang jelas dan menetap yang bersifat berlebihan dan tidak masuk akal, diisyaratkan oleh kehadiran maupun antisipasi terhadap suatu objek atau situasi yang spesifik).
Ya, seseorang yang mengalami phobia memang memiliki rasa takut yang tidak masuk akal. Anda pasti bisa membayangkan, lagu Es Lilin tidak mengandung unsur berbahaya sedikitpun, bukan? Tapi anehnya, ternyata lagu tersebut bisa membuat seseorang merasa ketakutan, bahkan ketakutan tersebut mampu bertahan selama bertahun-tahun.
Pembaca, anda pasti senada dengan saya bahwa sebenarnya tidak ada yang salah dengan lagu Es Lilin. Yang menyebabkan Lagu Es Lilin ini dipandang menakutkan adalah persepsi dan emosi negatif (perasaan takut) yang Adel miliki ketika lantunan suara lagu tersebut sampai di telinganya. Persepsi dan emosi ini merupakan hasil dari jangkar psikologis (anchor) yang membuat lagu Es Lilin menjadi terhubung dengan sosok hantu yang menakutkan di film tersebut.
Jika digambarkan dalam satu kalimat, mungkin inilah persepsi yang dimiliki oleh adel
“kalau ada lagu es lilin, pasti anda hantu yang menakutkan, menyeramkan, berbahaya, jahat, dsb”
Ketika persepsi ini dipercaya sebagai sesuatu yang benar, maka persepsi ini akan menjadi suatu kepercayaan (belief) yang akan menjadi ‘pegangan’ dalam berperilaku, terlepas apakah belief ini sesungguhnya berdasarkan realita atau tidak.
Berkaitan dengan hal tersebut, Calvin D. Banyan, salah seorang hipnoterapis terbaik di Amerika, dalam bukunya The Secret Language of Feelings, menyatakan,
“All emotion comes from perception. Fear comes from the perception of danger, whether the danger is real or not.”
Dan saya 100% setuju dengan kalimat brilian dari Cal!
Lalu, bagaimana caranya untuk mengatasi phobia?
Kunci penting dalam menangani phobia adalah dengan menetralisir akar masalahnya, yaitu emosi negatif (negative emotions) maupun kepercayaan keliru (erroneous belief) yang dimiliki seseorang terhadap objek atau situasi yang membuatnya merasa ketakutan. Jika seseorang ingin membebaskan dirinya dari phobia, maka ia terlebih dahulu harus menjangkau pikiran bawah sadarnya baru setelah itu memberikan penanganan pada akar masalah. Mengapa? karena emosi dan belief terletak di pikiran bawah sadar.
Melalui sesi hipnoterapi, seseorang dapat dibimbing untuk menetralisir emosi maupun belief yang menyebabkan ia memiliki phobia. Namun, kali ini saya ingin memberi tahu sedikit rahasia kepada anda.
Sebenarnya, siapapun (termasuk anda) seharusnya tidak perlu menjalani sesi hipnoterapi untuk sembuh dari phobia. Seharusnya, anda sendiri bisa menyembuhkan phobia anda. Ya, seharusnya anda bisa!
Anda bisa melakukan self-hypnosis sederhana di rumah anda masing-masing, persis seperti yang saya lakukan beberapa tahun lalu ketika mengatasi perasaan takut saya pada suatu makhluk kecil jelek, berwarna cokelat, memiliki dua antena, bernama kecoa.
Caranya begini, luangkan waktu anda sejenak, duduk yang nyaman sambil anda niatkan diri anda untuk mengatasi phobia anda. Setelah itu, tutup mata anda perlahan-lahan dan anda hanya perlu merilekskan pikiran anda dengan beberapa kali menarik nafas dengan dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Ketika pikiran anda rileks, ucapkan sugesti positif yang sesuai dengan kebutuhan anda, misalnya anda ingin sembuh dari phobia terhadap kucing
“Mulai sekarang dan seterusnya, saya memutuskan untuk merasa nyaman dan santai ketika melihat kucing. Sehingga, setiap kali saya melihat kucing, saya merasa nyaman dan santai saja. Perlahan namun pasti, saya semakin merasa nyaman dan santai ketika memegang kucing. Dengan perasaan nyaman dan santai, saya mulai berani mengelus-elus kucing . . . ”
Sambil anda memberikan sugesti, gunakan perasaan dan imajinasi positif anda. Lakukan ini dengan sikap penuh keyakinan, kemudian pasrah. Semakin anda percaya cara ini akan membebaskan anda dari phobia, semakin mudah hasil positif yang dapat anda capai. Setelah cukup memberikan sugesti, anda boleh perlahan-lahan membuka mata anda dengan perasaan yang sangat segar. Cukup jelas?
Ini hal yang mudah dilakukan karena tanpa disadari anda setiap hari telah melakukan self-hypnosis saat anda beribadah dengan khusyuk. Anda bisa melakukannya!
TAPI, saya harus mengatakan sesuatu kepada anda.
Jika anda merasa tidak yakin terhadap diri sendiri dalam melakukan self-hypnosis, anda akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan hasilnya. Jadi, satu hal yang perlu dicatat baik-baik dalam hati, jika anda ingin mengatasi phobia dengan self-hypnosis, maka lakukanlah dengan penuh kepercayaan bahwa anda mampu melakukannya.
Kecuali, jika anda lebih memilih untuk mendapatkan bimbingan langsung dalam mengatasi phobia yang selama ini mengganggu anda, maka segera hubungi saya untuk menjadwalkan sesi hipnoterapi!
Semoga bermanfaat.
Best Regards,
Raditya Adinugroho
Professional Hypnotherapist | www.sesihipnoterapi.com
Email: adinugroho.raditya@gmail.com
Hp / Whatsapp: 08561642600
Pin BB: 7D00AE8C
Twitter: @radhiitt